Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi protes iklim. (Unsplash.com/Markus Spiske)
Ilustrasi protes iklim. (Unsplash.com/Markus Spiske)

Jakarta, IDN Times – Berdasarkan studi "Global Views on Climate Change” yang diterbitkan oleh Ipsos Public Affairs pada November 2023, telah ditemukan bahwa 7 dari 10 orang percaya bahwa perubahan iklim akan berdampak parah di wilayah mereka dalam sepuluh tahun ke depan.

Selain itu, 6 dari 10 orang juga mengungkapkan bahwa pemerintah mereka tidak menyediakan informasi yang cukup terkait bagaimana cara untuk mengatasi perubahan iklim. Dari situ bisa dilihat bahwa masyarakat khawatir terkait isu perubahan iklim. 

Namun, Chief Knowledge Officer dari Ipsos, Simon Atkinson mengatakan, ketika masyarakat ditanya tentang isu perubahan iklim bersamaan dengan isu-isu lainnya, maka isu iklim berada di peringkat kedelapan sebagai isu yang dikhawatirkan.

Hal tersebut diungkapkan Simon pada acara webinar Ipsos berjudul “The Year Head: Visions of the Future”, yang diselenggarakan secara online pada Kamis, 25 Januari 2024. 

1. Hasil studi Ipsos, 57 persen responden telah melihat dampak buruk perubahan iklim

Acara webinar "The Year Ahead: Visions of the Future" oleh Ipsos (dok. Ipsos)

Simon mengatakan, jika bicara tentang isu perubahan iklim, salah satu pertanyaan yang paling inti adalah seberapa urgen masalah ini. Studi yang dilakukan oleh Ipsos menemukan, bahwa 71 persen dari responden mengantisipasi lebih banyak peristiwa cuaca yang akan terjadi. 

Selain itu, sebesar 57 persen responden dari 31 negara berbeda telah menyaksikan dampak buruk perubahan iklim di wilayah mereka. Untuk negara-negara seperti Meksiko, Brasil, dan Turki, angka ini mencapai delapan dari sepuluh. 

“Namun, jika isu iklim ditanyakan bersamaan dengan isu-isu lain, isu iklim menempati peringkat kedelapan sebagai isu yang paling penting,” kata Simon.  

2. Penanganan perubahan iklim tidak setara dengan tingkat kekhawatiran masyarakat

Survei "Global Views on Climate Change) oleh Ipsos (dok. Ipsos)

Sebelumnya, Chief Sustainability Officer dan Head of ESG Ipsos Lauren Demar mengatakan, penelitian Ipsos menggarisbawahi adanya keterputusan yang kritis.

"Ada sentimen meluas yang mengungkapkan bahwa pemerintah maupun dunia usaha tidak memenuhi kekhawatiran masyarakat dengan tingkat tindakan yang setara,” katanya, dalam keterangan yang diterbitkan 27 November 2023. 

Dari sini dapat dilihat bahwa meskipun banyak orang menganggap perubahan iklim sebagai isu penting, tapi tingkat urgensinya tidak setara. 

3. Intensitas penanganan perubahan iklim menurun dalam 12 bulan terakhir

ilustrasi dampak perubahan iklim bagi lingkungan (pexels.com/Pixabay)

Simon mengungkapkan, banyak orang yang setuju bahwa masyarakat dunia akan menghadapi bencana yang lebih banyak jika tidak segera mengubah kebiasaan. 

“Namun intensitasnya jika dilihat dari data kami, di banyak negara proporsi orang yang setuju dengan pernyataan tersebut terus menurun dalam 12 bulan terakhir di banyak negara,” tambahnya. 

Oleh sebab itu, Simon menekankan bahwa pertanyaan yang harus terus disoroti terkait perubahan iklim adalah, apakah perubahan iklim ini sesuatu yang mendesak, atau hanya sesuatu yang penting? 

Editorial Team