Pezeshkian menyatakan, tuduhan otoritas AS terhadap Iran merupakan bagian dari rencana Israel dan negara lain untuk menyebarkan kebencian terhadap Iran.
"Ini adalah salah satu rencana yang dirancang Israel dan negara-negara lain untuk mempromosikan Iranophobia. Iran tidak pernah mencoba atau berencana untuk membunuh siapa pun. Setidaknya sejauh yang saya ketahui," kata dia.
"Semua pembunuhan dan aksi teror yang kita lihat terjadi di Eropa dan di tempat lain, dapatkah kita melihat jejak warga negara Iran atau warga negara lain?" ujar Pezeshkian, dikutip Iranintl, media Iran.
Di sisi lain, AS menuduh Iran merencanakan pembunuhan Trump sebagai bentuk balas dendam atas kematian Qasem Soleimani, jenderal tinggi Iran yang tewas dalam serangan drone AS atas perintah Trump pada tahun lalu.
Tuduhan itu didasarkan pada dakwaan terhadap pria Afganistan pada November 2024 yang diduga ditugaskan oleh Korps Garda Revolusi Iran untuk membunuh Trump dengan bayaran tertentu. Namun, hal ini juga turut dibantah oleh para pejabat Iran.
Dalam dua kali percobaan pembunuhan terhadap Trump selama kampenye, yaitu pada September dan Juli, penyelidik tidak menemukan bukti keterlibatan Iran dalam atas percobaan pembunuhan tersebut.