Menlu Araghchi mengkritik sikap tiga negara Eropa itu. Dia menyebut peran Eropa sudah berubah dari penengah menjadi hanya pendukung kebijakan Amerika Serikat (AS).
Menurut Araghchi, langkah Eropa untuk mengembalikan sanksi tidak punya dasar hukum. Ia mengingatkan bahwa AS lebih dulu keluar dari perjanjian nuklir 2015 (JCPOA), sehingga tindakan Iran setelahnya adalah sah.
Araghchi juga menyebut Eropa gagal memenuhi janji ekonominya kepada Iran. Janji untuk melindungi perdagangan Iran dari sanksi AS yang kembali berlaku pada 2018 disebut tidak pernah terwujud.
Eropa juga dinilai semakin tidak relevan di mata AS karena terlalu patuh. Washington disebut telah mengesampingkan Eropa dalam isu-isu penting dunia.
"Presiden Donald Trump telah memperjelas bahwa dia memandang E3 sebagai aktor sampingan. Ini terbukti dari cara Eropa dikesampingkan dari isu-isu yang penting bagi masa depannya, termasuk konflik Rusia-Ukraina. Pesan dari Washington sangat jelas: untuk mendapatkan relevansi, E3 harus menunjukkan kesetiaan yang tak tergoyahkan," tutur Araghchi, dikutip dari The Guardian pada Senin (8/9/2025).