Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rial Iran Merosot Usai Eropa Kembali Terapkan Sanksi Nuklir

Bendera Iran (unsplash.com/sina drakhshani)
Bendera Iran (unsplash.com/sina drakhshani)
Intinya sih...
  • Nilai tukar rial Iran mendekati titik historis.
  • Eropa menerapkan kembali sanksi PBB terhadap Iran.
  • Reaksi Iran dan dampak ekonomi yang merugikan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar mata uang rial Iran turun tajam mendekati titik terendah sejarah pada Sabtu (30/8/2025), setelah kekuatan besar Eropa mengambil langkah hukuman terhadap Republik Islam Iran karena gagal memenuhi komitmen nuklirnya. Penurunan valuta asing ini menandai kekhawatiran yang meningkat akan dampak sanksi baru terhadap ekonomi Iran.

Pada Senin (25/8/2025), negara-negara Eropa utama yakni Inggris, Prancis, dan Jerman mengaktifkan mekanisme "snapback" yang memungkinkan mereka untuk mengaktifkan kembali sanksi PBB yang sebelumnya dicabut terkait program nuklir Iran. Langkah ini dilatarbelakangi oleh dugaan pelanggaran Iran terhadap perjanjian nuklir 2015 dan terjadi setelah periode peringatan 30 hari.

1. Penurunan nilai rial Iran mendekati titik historis

Nilai tukar rial Iran terhadap dolar Amerika Serikat (AS) turun hingga sekitar 1,04 juta rial Iran (Rp408,3 ribu) di pasar tidak resmi, hampir menyamai rekor terendah sekitar 1,05 juta rial Iran (Rp412,2 ribu) yang tercatat pada akhir Maret 2025. Seorang pedagang valuta asing di Teheran dan platform pelacak mata uang online mengonfirmasi data ini. Penurunan drastis ini menunjukkan tekanan ekonomi yang semakin berat di tengah ancaman reimposisi sanksi dari Uni Eropa.

Menurut laporan Bloomberg, tingginya nilai tukar dolar terhadap rial mengindikasikan ketidakstabilan ekonomi yang diperburuk oleh ketidakpastian diplomatik dan sanksi yang akan diberlakukan kembali.

"Pasar mata uang Iran sangat sensitif terhadap perkembangan politik dan ini mempercepat pelemahan rial," ujar seorang analis pasar.

2. Langkah negara Eropa menerapkan kembali sanksi PBB

Tiga negara Eropa utama, Inggris, Prancis, dan Jerman, resmi meluncurkan proses untuk memberlakukan kembali sanksi PBB terhadap Iran melalui mekanisme snapback. Ketiga negara ini menuduh Iran sengaja melanggar komitmen dalam perjanjian nuklir 2015 dengan meningkatkan persediaan uranium yang diperkaya tanpa alasan sipil yang sah.

"Iran secara sengaja gagal mematuhi komitmen utama perjanjian nuklir dan ini membahayakan perdamaian dan keamanan global," ujar Menteri Luar Negeri ketiga negara dalam surat resmi ke Dewan Keamanan PBB, dilansir CNN.

Meski demikian, ketiga negara tetap membuka pintu bagi diplomasi dan negosiasi lebih lanjut dengan Iran dalam upaya penyelesaian damai.

3. Reaksi Iran dan dampak ekonomi

Pejabat Iran mengecam keputusan Eropa sebagai tindakan tidak bermoral, tidak berdasar dan ilegal yang akan merusak hubungan dengan IAEA dan memperburuk krisis ekonomi. Presiden Iran menegaskan tekad negara untuk menghindari sanksi baru dengan segala cara dan berusaha menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Penurunan nilai rial yang tajam juga mencerminkan kekhawatiran masyarakat dan investor akan prospek ekonomi Iran di tengah ketidakpastian yang berlarut. Lebih jauh, pelemahan mata uang ini memperparah inflasi dan mengancam daya beli masyarakat, memaksa banyak warga mencari perlindungan melalui mata uang asing maupun aset lain seperti emas. Hal ini menjadi tantangan serius bagi pemulihan ekonomi Iran di tengah tekanan internasional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us