PM Selandia Baru: Assalamu'alaikum, Semoga Damai Menyertaimu

Jacinda Ardern menghadiri acara memorial Christchurch

Jakarta, IDN Times - Acara memorial14 hari pasca-penembakan di Christchurch dihiasi oleh pidato yang hangat dan menyentuh yang disampaikan oleh Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern.

Pidato tersebut disampaikan Ardern di Hagley Park, Jumat (29/3) siang waktu setempat, tepat dua pekan usai tragedi penembakan yang menewaskan 50 orang dan puluhan lain luka-luka di dua masjid di Christchurch. Kepada ribuan warga yang memadati tempat acara, Ardern menyampaikan pidato yang menegaskan bahwa semua rakyat Selandia Baru adalah satu kesatuan.

1. Memuji salam 'Assalamu'alaikum'

PM Selandia Baru: Assalamu'alaikum, Semoga Damai Menyertaimutwitter.com/irishson1916

Di pembukaan pidatonya, Ardern menjelaskan kekagumannya dengan kata 'Assalamu'alaikum' yang menjadi ucapan salam umat Muslim. Baginya, kata tersebut memiliki makna terbaik sulit ditemukan dari beragam ucapan salam lain.

"Kita berkumpul di sini, 14 hari setelah hari terkelam di sejarah bangsa kita. Di hari ketika teroris menyerang pada 15 Maret 2019 lalu, kita sering sekali kehilangan kata-kata untuk mendeskripsikan perasaan kita," ujar Ardern dikutip dari Guardian.

"Apa kata yang tepat untuk mengekspresikan pedihnya rasa kehilangan dari 50 korban tewas, dan begitu banyak orang yang terluka? Kata apa yang paling pas menjelaskan perasaan saudara Muslim kita yang menjadi target kebencian dan kekerasan? Kata apa yang tepat menggambarkan kesedihan dari kota yang sudah menerima begitu banyak rasa sakit?," tanya Ardern lagi.

"Saya pikir, saya tidak akan menemukan kata-kata untuk menjelaskan semua itu. Lalu kemudian saya menemukan sebuah kata dari salam yang begitu bermakna. Assalamu'alaikum, semoga damai menyertaimu," lanjut Ardern.

"Salam 'Assalamu'alaikum' diucapkan oleh saudara-saudara Muslim kita, kendati menjadi target kebencian dan kekerasan, namun dibanding menyalurkan kemarahan, mereka justru menyambut dengan salam yang sejuk dan damai," kata Ardern.

Baca Juga: PM Selandia Baru Umumkan Rencana Larangan Senjata Semi-Otomatis

2. "Kita semua adalah Selandia Baru"

PM Selandia Baru: Assalamu'alaikum, Semoga Damai Menyertaimutwitter.com/Reuters

Dalam lanjutan pidatonya, Ardern juga menjelaskan bagaimana tragedi pilu yang terjadi tepat dua pekan lalu merupakan memori kolektif yang justru menguatkan dan menyatukan warga Selandia Baru sebagai satu kesatuan yang kuat dan utuh.

"Selama dua pekan terakhir, kita sudah mendengar banyak cerita terkait hal-hal yang sudah terjadi. Ada cerita tentang keberanian. Ada cerita tentang mereka yang lahir di sini, tumbuh besar di sini, atau tentang mereka yang menjadikan Selandia Baru sebagai rumah mereka. Mereka yang terpaksa mengungsi, atau mencari kehidupan yang layak demi keluarga mereka di sini. Cerita-cerita ini, mereka sekarang menjadi bagian dari memori kolektif kita sebagai bangsa. Mereka akan menjadi bagian dari Selandia Baru selamanya. Mereka semua adalah kita," jelas Ardern.

3. "Rasialisme ada, tapi dia tak disambut di Selandia Baru"

PM Selandia Baru: Assalamu'alaikum, Semoga Damai Menyertaimunpr.org

Selain kata-kata bermakna dalam yang menyentuh relung kemanusiaan, Perdana Menteri berusia 38 tahun itu juga menyampaikan pidato terkait bagaimana pemerintah Selandia Baru memandang rasialisme.

"Rasialisme itu akan selalu ada, tapi, ia tak akan diterima di sini (Selandia Baru). Serangan kepada siapa pun dari kita yang tengah menjalankan ibadahnya, tidak akan pernah mendapat tempat di sini. Semua kekerasan dan tindak esktremis, tidak mendapat tempat di sini. Dan selama dua pekan terakhir, kita semua telah menunjukkan perwujudan dari sikap itu," tegas Ardern.

Baca Juga: Satu Pekan Pasca Penembakan, Selandia Baru Kumandangkan Azan

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya