Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi serangan udara (unsplash.com/ Ray Harrington)
ilustrasi serangan udara (unsplash.com/ Ray Harrington)

Jakaarta, IDN Times - Israel melancarkan serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada Minggu (27/4/2025) usai mengeluarkan perintah evakuasi. Ini adalah serangan Israel ketiga di ibu kota Lebanon sejak gencatan senjata berlaku pada akhir November 2024.

Video di media sosial menunjukkan sebuah bangunan yang hancur dilalap api, dengan asap tebal dan debu membubung di area tersebut. Pertahanan Sipil Lebanon melaporkan bahwa tidak ada korban jiwa dalam serangan itu, dan petugas telah berhasil memadamkan api.

Militer Israel menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan infrastruktur milik kelompok Hizbullah yang digunakan untuk menyimpan rudal berpemandu presisi. Namun, mereka tidak memberikan bukti atas klaim tersebut.

1. Presiden Aoun minta Prancis dan AS tekan Israel untuk hentikan serangan

Presiden Lebanon, Joseph Aoun, mengecam serangan udara tersebut. Ia mendesak Prancis dan Amerika Serikat (AS), yang menjadi penjamin gencatan senjata Israel-Hizbullah, untuk menekan Tel Aviv agar menghentikan serangannya

“Perusakan stabilitas yang terus menerus dilakukan Israel akan memperburuk ketegangan dan membuat kawasan ini menghadapi ancaman nyata terhadap keamanan dan stabilitasnya," kata Aoun.

Pada hari yang sama, Kementerian Kesehatan Lebanon juga melaporkan bahwa satu orang tewas akibat serangan drone Israel di kota perbatasan Halta, Lebanon selatan.

Israel telah beberapa kali melanggar gencatan senjata dengan menyerah ibu kota dan wilayah selatan Lebanon. Beirut mencatat lebih dari 2.765 pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan oleh Israel, termasuk 194 korban tewas dan 486 orang terluka, dilansir dari Anadolu.

2. Serangan di Beirut bertujuan mengumpulkan informasi intelijen tentang Hizbullah

Elias Hanna, pensiunan jenderal angkatan darat Lebanon, mengatakan bahwa serangan Israel di Beirut dan peringatan sebelumnya mungkin bertujuan untuk mengumpulkan informasi intelijen tentang Hizbullah. Operasi semacam itu dikenal sebagai “ping ke sistem”.

“Jika Anda memiliki informasi tentang individu atau fasilitas tertentu, Anda mengirimkan peringatan, dan Anda menunggu untuk melihat bagaimana tanggapan para pejabat atau pemimpin tersebut. Apakah mereka akan berpindah dari satu tempat ke tempat lain?” jelasnya kepada Al Jazeera.

Hanna menambahkan bahwa operasi tersebut dapat mengonfirmasi atau menolak informasi tertentu, yang akan menjadi skenario “win-win” dalam pengumpulan intelijen.

Selama setahun perang, drone dan jet tempur Israel secara rutin membombardir pinggiran selatan Beirut, di mana Hizbullah memiliki pengaruh dan dukungan yang luas. Israel juga membunuh beberapa pemimpin utama kelompok tersebut di sana, termasuk Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah.

3. Serangan Israel dapat menimbulkan ketakutan akan munculnya konflik lagi

Dalam pernyataan di X, Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert, mengatakan bahwa serangan terbaru ini menimbulkan kepanikan dan ketakutan akan konflik baru di kalangan masyarakat.

“Kami mendesak semua pihak untuk menghentikan tindakan apa pun yang dapat semakin melemahkan pemahaman mengenai gencatan senjata,” tambahnya.

AS telah menekan Lebanon untuk melucuti senjata Hizbullah, namun Presiden Aoun mengatakan bahwa hal tersebut merupakan masalah sensitif dan rumit yang harus ditangani dengan pertimbangan untuk menjaga perdamaian nasional. Sementara itu, Hizbullah menyatakan tidak akan melucuti senjatanya, terutama selama militer Israel masih menduduki sebagian wilayah selatan Lebanon.

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, Israel harus menarik diri sepenuhnya dari Lebanon selatan pada 26 Januari 2025. Meskipun tenggat waktu telah diperpanjang hingga 18 Februari, Israel tetap mempertahankan kehadiran militernya di lima pos perbatasan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRama