Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
kapal Flotilla (x.com/@GazaFFlotilla)
kapal Flotilla (x.com/@GazaFFlotilla)

Intinya sih...

  • Kapal Marinette dicegat 80 km dari Gaza, aktivis mogok makan

  • Israel menahan 455 peserta termasuk Greta Thunberg, kondisi mereka relatif baik

  • Penyerangan armada GSF memicu kecaman global dan protes di berbagai negara

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Militer Israel telah menghentikan seluruh 42 kapal yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Kapal terakhir dicegat pada Jumat (3/10/2025), dengan enam awaknya ditahan.

Pasukan Israel dilaporkan memaksa naik ke Marinette, kapal berbendera Polandia, pada pukul 10:29 pagi waktu setempat. Kapal-kapal lainnya telah dicegat sejak Rabu (1/10/2025) malam dan dialihkan ke pelabuhan Ashdod di Israel.

Armada Global Sumud Flotilla (GSF) mulai berlayar pada Agustus dalam upaya menembus blokade Israel terhadap Gaza. Sekitar 500 orang, termasuk aktivis asal Swedia Greta Thunberg, ikut dalam misi tersebut.

1. Marinette dihentikan sekitar 80 km dari perairan Gaza

Sebelumnya, pada Kamis (2/10/2025) malam, kapten kapal Marinette yang berasal dari Australia, Cameron, menjelaskan bahwa kapal itu tertinggal dari armada utama karena masalah mesin, dan kini dalam perjalan menuju Gaza.

“Kami membawa beberapa orang Turki yang tangguh di kapal ini. Ada seorang perempuan dari Oman dan saya sendiri, dan kami akan terus melaju ke arah tujuan,” ujarnya.

Live geo tracker menunjukkan kapal tersebut dihentikan sekitar 80 km dari perairan teritorial Gaza. Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Israel telah memperingatkan Marinette bahwa upaya mereka untuk memasuki zona pertempuran aktif dan menembus blokade juga akan dicegah.

2. Beberapa aktivis mulai aksi mogok makan

Dilansir dari MEE, penyelenggara armada mengonfirmasi bahwa berwenang Israel telah menahan 455 peserta, termasuk Thunberg dan anggota Parlemen Eropa Rima Hassan.

Organisasi hukum dan hak asasi manusia Adalah melaporkan bahwa para peserta ditahan di ruang penahanan di Penjara Ktzi'ot, Israel selatan. Menurut Adalah, semua yang diproses sejauh ini sudah menerima kunjungan dari pengacara mereka, dan kunjungan konsuler dimulai pada Jumat pagi. Kondisi mereka dilaporkan relatif baik.

Dalam pernyataannya, Komite Internasional untuk Mematahkan Blokade Gaza mengatakan bahwa beberapa tahanan memulai aksi mogok makan tanpa batas waktu sejak sejak penahanan mereka.

3. Penyerangan armada GSF picu kecaman global

Sebagai misi bantuan laut terbesar yang berupaya mengirimkan bantuan ke Gaza, armada GSF menjadi sorotan dunia. Penahanan kapal-kapal tersebut langsung memicu kecaman global dan menimbulkan protes di berbagai negara.

Dilansir dari Al Jazeera. Stephen Cotton, sekretaris jenderal Federasi Pekerja Transportasi Internasional (ITF), mengatakan bahwa menyerang atau menyita kapal kemanusiaan yang tidak bersenjata di perairan internasional merupakan tindakan ilegal menurut hukum internasional.

“Negara-negara tidak bisa pilih-pilih dalam menghormati hukum internasional. Laut tidak boleh dijadikan arena perang,” ujarnya.

Para pemimpin dunia juga mengecam pencegatan kapal-kapal tersebut. Presiden Kolombia, Gustavo Petro, bahkan mengumumkan bahwa pemerintahnya akan mengusir diplomat Israel dan membatalkan perjanjian perdagangan bebas dengan Tel Aviv.

Negara-negara Eropa, termasuk Jerman, Perancis, Inggris, Spanyol, Yunani dan Irlandia juga meminta Israel untuk menghormati hak-hak awak kapal yang telah ditahan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team