Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Kembali Bom Gaza Setelah 4 Prajuritnya Terluka Akibat IED

Times of Israel
Times of Israel

Gaza, IDN Times - Suara dan bom jet israel kembali datang meneror warga Gaza pada hari Minggu (18/02). Serangan udara yang dilancarkan Angkatan Udara Israel terjadi setelah 4 prajurit mereka terluka akibat ledakan bom IED (Improvised explosive device), dimana 2 diantarnya terluka parah. Serangan balasan yang dilakukan Israel menargetkan belasan infrastruktur vital yang dimiliki Hamas, seperti yang dilansir The Guardian, AFP, dan DW.

1. Serangan balasan setelah 4 prajurit Israel terluka di perbatasan

Times of Israel
Times of Israel

Hari Sabtu (17/02), disaat beberapa personel militer Israel sedang berpatroli di perbatasan Gaza-Israel mereka melihat sebuah bendera Palestina yang ditancapkan dan mencoba mendekatinya. Ketika mereka mencabut bendera, hal itu langsung memicu sumbu ledak dari bom IED yang diletakkan tidak jauh dari situ. Alhasil 4 prajurit Israel terluka dan 2 diantaranya luka parah. Tank Israel yang kebetulan berada di lokasi langsung membalas serangan bom itu dengan menghancurkan pos observasi yang dimiliki Hamas, beruntung tidak ada korban jiwa dari warga Palestina.

Setelah terjadi serangan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam Konfrensi Keamanan di Munich Jerman berkata, "Kami akan merespon dengan tepat", ujarnya. Militer Israel juga mendeteksi adanya sebuah proyektil yang diluncurkan dari Gaza menuju perumahan di Selatan Israel.

Menurut kepolisian sekitar, proyektil tersebut berhasil merusak sebuah rumah dan tidak ada korban jiwa. Meningkatnya aksi kekerasan, para pimpinan militer Israel menyatakan bahwa kelompok-kelompok jalur keras sudah mulai bergerak dan menyebarkan teror. 

2. 18 target Hamas dan 2 warga Palestina terbunuh dalam serangan ini

Express Tribune
Express Tribune

Militer Israel mengkonfirmasi jet-jet tempur mereka melakukan penyerangan terhadap 18 target militer yang dimiliki oleh Hamas. Juru bicara militer Israel menyatakan 8 target mereka adalah kompleks militer didekat Deir el Balah, meliputi pabrik senjata dan infrastruktur pelatihan militer. Pada awalnya mereka menyatakan telah menyerang 6 target militer, seperti: terowongan teror di area Zaytun, komplek militer di dekat Deir el-Balah dan Khan Yunis.

Hasil dari penyerangan tentunya beberapa infrastruktur di Gaza rusak berat dan 2 warga Palestina yang masih remaja terbunuh akibat serangan udara Israel. Nama kedua remaja itu adalah Salam Sabah dan Abdullah Abu Sheikha, keduanya berumur 17 tahun. Pihak rumah sakit Gaza yang merawat kedua remaja itu baru saja menyampaikan kepada media bahwa keduanya sudah menghembuskan napas terakhir.

Serangan Israel kali ini menjadi serangan yang paling serius dan merusak sejak konflik utama mereka bersama Hamas pada tahun 2014 lalu. Sekarang Hamas menuduh penjajahan Israel di Gaza menjadi sumber utama eskalasi yang terus meningkat antara kedua belah pihak.

3. Perang semu antara Hamas dan Israel

Times of Israel
Times of Israel

Kondisi Jalur Gaza yang terus diambang konflik dan tak kunjung selesai, telah membuat seluruh masyarakatnya menderita. Baik Israel maupun Hamas, konflik yang telah lama berakar ini tidak pernah selesai ataupun menemukan titik tengah sampai salah satu dari mereka menyerah. Operasi militer terbesar yang pernah dilakukan Israel dalam menghancurkan kekuatan Hamas adalah pada tahun 2014. Dimana pada saat itu IDF (Israel Defence Force) melancarkan operasi militer secara besar-besaran untuk menduduki wilayah Gaza.

Selama kurang lebih 1 bulan pertempuran, IDF tidak dapat menembus pertahanan darat Hamas dan hanya dapat melancarkan serangan udara serta artileri. Sama halnya dengan Hamas, mereka hanya dapat menghancurkan tank-tank Israel jika sudah terlalu dekat dengan pertahanan mereka,  dan meluncurkan roket tanpa presisi yang akurat ke kota-kota Israel. Tetapi hasilnya sama saja, infrastruktur Gaza dan militer Hamas tetap di luluh lantakan serangan IDF walaupun tidak hancur sepenuhnya.

Sejak tahun 2015 hingga sekarang, baik IDF maupun Hamas tidak pernah melancarkan serangan besar-besaran lagi seperti yang terjadi pada tahun 2014. Mereka hanya menyerang atau membalas pada situasi tertentu saja, dan serangan yang dilakukan tidak sebesar seperti perang dulu. Israel yang menganggap Hamas sebagai organisasi teroris, ditambah Hamas yang menganggap Israel sebagai sumber utama sumber eskalasi konflik di Jalur Gaza, kelihatannya masih harus menempuh jalan yang sangat panjang agar dapat mengakhiri perselisihan mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Karl Gading S.
EditorKarl Gading S.
Follow Us