Aliran bantuan telah meningkat sejak gencatan senjata dimulai, tetapi warga Palestina di seluruh Gaza terus menderita kekurangan makanan, obat-obatan, air bersih, dan barang-barang penting yang ekstrem.
Dokter Lintas Batas (MSF) memperingatkan bahwa sistem kesehatan Gaza terus menghadapi tantangan signifikan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan yang sangat besar. MSF mengatakan kerusakan besar-besaran pada infrastruktur sipil dan sistem kesehatan, pengungsian, dan kondisi hidup yang buruk menciptakan bencana penyebaran penyakit dan masyarakat tetap terpapar unsur-unsur alam yang berbahaya menjelang musim dingin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa Rumah Sakit al-Kheir di Khan Younis telah kembali beroperasi setelah berbulan-bulan ditutup akibat serangan Israel. WHO mengatakan mereka membantu merehabilitasi fasilitas tersebut dengan memulihkan sistem listrik, sanitasi, dan air. Juga, menyediakan peralatan medis.
Sebuah pusat stabilisasi nutrisi baru dengan 20 tempat tidur juga telah dibuka di rumah sakit tersebut, sehingga jumlah total pusat serupa di Gaza menjadi 8 fasilitas. Adapun fungsi pelayanan tersebut, yakni merawat anak-anak yang menderita malnutrisi parah yang diperparah oleh infeksi dan dehidrasi, kondisi yang semakin meluas di tengah blokade Israel yang terus berlanjut.
"Malnutrisi terus merenggut nyawa anak-anak kami, mengancam mereka dengan pertumbuhan terhambat, kekebalan tubuh yang lemah, dan disabilitas seumur hidup. Kami mendesak dunia untuk segera melakukan intervensi demi menyelamatkan mereka sekarang juga," kata seorang perawat gizi Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza, dikutip dari laman resmi UNRWA.