Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bangunan hancur imbas perang (pexels.com/Ahmed akacha)
ilustrasi bangunan hancur imbas perang (pexels.com/Ahmed akacha)

Intinya sih...

  • Israel sebut serangan sebagai langkah pencegahan militer.

  • Sebelum melancarkan serangan, juru bicara militer Israel sempat merilis peta yang menandai bangunan sasaran, serta meminta warga sekitar menjauh sejauh 500 meter.

  • Hizbullah tolak perundingan politik dengan Israel.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke sejumlah situs militer Hizbullah di Lebanon selatan, Kamis (6/11/2025). Serangan ini meningkatkan frekuensi serangan harian ke negara tetangga utara dan dianggap melanggar gencatan senjata yang baru berumur satu tahun.

Serangan tersebut berlangsung di distrik Tirus dan menargetkan unit konstruksi Hizbullah yang diklaim menjadi bagian dari upaya penguatan militer kelompok itu. Israel menyebut operasi ini akan terus dilakukan untuk menyingkirkan ancaman apa pun terhadap wilayahnya.

Badan Berita Nasional Lebanon melaporkan serangan terjadi di sekitar kota Toura dan Aabbasiyyeh, serta wilayah selatan Taybeh, tanpa korban jiwa. Media itu juga mencatat pesawat tempur Israel melintas rendah di pinggiran selatan Beirut dan mengebom kota Kfar Dounine, Tayr Debba, serta Zawtar al-Sharqiya, satu jam setelah warga menerima peringatan evakuasi.

1. Israel sebut serangan sebagai langkah pencegahan militer

ilustrasi perang (pexels.com/Pixabay)

Sebelum melancarkan serangan, juru bicara militer Israel sempat merilis peta yang menandai bangunan sasaran, serta meminta warga sekitar menjauh sejauh 500 meter. Bangunan-bangunan itu diklaim sebagai infrastruktur militer Hizbullah yang menjadi target utama operasi, dilansir dari The Guardian.

Serangan dilakukan sebagai langkah pencegahan agar Hizbullah tidak kembali memperkuat persenjataannya di wilayah Lebanon selatan. Pemerintah Israel menilai, tindakan itu penting untuk mencegah ancaman lintas perbatasan yang terus meningkat sejak gencatan senjata disepakati pada November 2024.

2. Hizbullah tolak perundingan politik dengan Israel

Bendera Lebanon (pexels.com/Ali MAROUNI)

Hizbullah menolak usulan dialog politik dengan Israel yang diinisiasi oleh Presiden Lebanon, Joseph Aoun. Kelompok itu menilai perundingan semacam itu tak mewakili kepentingan nasional Lebanon dan justru melemahkan posisi pertahanan negara.

“Kami menegaskan kembali hak sah kami untuk membela diri terhadap musuh yang memaksakan perang pada negara kami dan tidak menghentikan serangannya,” kata Hizbullah, dikutip dari pernyataan resmi yang merujuk pada serangan udara Israel meski gencatan senjata masih berlaku, dikutip dari Al Jazeera.

Kelompok tersebut menyatakan tetap mendukung tentara Lebanon, namun mengecam dialog langsung dengan Israel. Dalam surat terbuka kepada pimpinan negara, Hizbullah menilai Israel memanfaatkan perpecahan politik dalam negeri untuk melanjutkan operasi militer dengan dalih keamanan. Mereka menegaskan akan tetap mematuhi gencatan senjata, tetapi mempertahankan hak melawan pendudukan Israel.

3. Netanyahu ancam perluas operasi, Lebanon perintahkan pasukan siaga

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (Avi Ohayon, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang saat ini tengah dicari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan perang di Gaza, pekan lalu mengisyaratkan kemungkinan memperluas operasi militer ke wilayah Lebanon.

“Penegakan maksimum akan terus berlanjut dan bahkan meningkat – kami tidak akan mengizinkan ancaman apa pun terhadap penduduk utara,” kata Menteri Pertahanan, Israel Katz.

Sementara itu, Presiden Aoun mengecam keras peningkatan serangan Israel. Ia memerintahkan angkatan bersenjata untuk menghadapi setiap pelanggaran perbatasan setelah insiden serangan malam yang menewaskan seorang pekerja munisipal. Berbeda dengan Hizbullah, tentara Lebanon cenderung menahan diri dari bentrokan langsung, meski kini mulai bersiaga di selatan.

Sesuai kesepakatan gencatan senjata, tentara Lebanon bertugas melucuti gudang senjata Hizbullah hingga akhir tahun ini. Pemerintah menyebut sekitar 85 persen persenjataan di selatan sudah dilucuti, tetapi Hizbullah menuding Israel memanfaatkan proses tersebut untuk memperluas kontrol atas wilayah Lebanon. Israel mendesak pelucutan dipercepat, meski langkah itu dinilai berisiko memicu konflik internal.

Situasi di perbatasan masih tegang hampir setahun setelah Israel membunuh pemimpin lama Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada September 2024. Israel kini mempertahankan pasukan di lima titik di selatan Lebanon dan rutin menggempur posisi yang diklaim milik Hizbullah.

“Israel akan terus mempertahankan semua perbatasannya, dan kami juga terus bersikeras pada penegakan penuh perjanjian gencatan senjata antara Lebanon dan Israel,” ujar juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, menegaskan tekad Israel mencegah Hizbullah memulihkan kekuatannya, dikutip dari The Guardian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team