Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ledakan Gudang Senjata Hizbullah, 6 Tentara Lebanon Tewas

bendera Lebanon (unsplash.com/Charbel Karam)
bendera Lebanon (unsplash.com/Charbel Karam)
Intinya sih...
  • Pemerintah Lebanon menyampaikan belasungkawa atas kematian 6 tentara dalam ledakan gudang senjata Hizbullah.
  • Lebanon setuju untuk melucuti senjata Hizbullah sesuai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel, namun ditolak oleh kelompok bersenjata tersebut.
  • Iran mendukung Hizbullah dan menentang pelucutan senjata, memperluas pengaruhnya di Timur Tengah melalui dukungan finansial dan militer kepada kelompok bersenjata di berbagai negara.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya enam tentara Lebanon tewas akibat ledakan di sebuah gudang senjata di wilayah selatan, dekat perbatasan Israel. Gudang tersebut dilaporkan merupakan bagian dari infrastruktur militer Hizbullah.

Militer Lebanon mengatakan bahwa ledakan terjadi saat unit tersebut sedang membongkar isi gudang senjata di Wadi Zibqin, kawasan Tyre, pada Sabtu (9/8/2025). Beberapa tentara lainnya juga mengalami luka-luka.

“Penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab insiden ini,” tambah pihak militer, dikutip dari Al Jazeera.

1. Pemerintah sampaikan belasungkawa

Dalam pernyataannya di media sosial, Perdana Menteri Lebanon, Nawaf Salam, mengatakan bahwa negara tersebut berduka atas kematian para tentara yang gugur saat menjalankan tugas nasional. Sementara itu, Presiden Joseph Aoun menggambarkan ledakan tersebut sebagai insiden yang menyakitkan.

Kepala pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan (UNIFIL), Diodato Abagnara, juga menyampaikan belasungkawa kepada para prajurit yang tewas dan keluarga mereka.

“Sejumlah prajurit Lebanon yang berdedikasi tewas dan lainnya terluka, hanya karena menjalankan tugas mereka untuk memulihkan stabilitas dan mencegah kembalinya konflik terbuka. Doa tulus kami untuk kesembuhan penuh dan cepat bagi mereka yang terluka,” tulisnya di X.

2. Lebanon setujui rencana pelucutan senjata Hizbullah

Dilansir dari The New Arab, ledakan pada Sabtu terjadi hanya beberapa hari setelah juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti, mengatakan bahwa pasukan mereka telah menemukan jaringan terowongan besar yang dibangun kokoh di area tersebut.

Juru bicara PBB, Farhan Haq mengungkapkan bahwa pasukan penjaga perdamaian dan militer Lebanon menemukan tiga bunker, artileri, peluncur roket, ratusan peluru dan roket peledak, ranjau antitank dan sekitar 250 alat peledak rakitan yang siap pakai.

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah pada November 2024, kepemilikan senjata dibatasi hanya untuk lembaga-lembaga negara Lebanon. Pemerintah juga telah menugaskan militer untuk menyusun rencana pelucutan senjata Hizbullah paling lambat akhir Agustus. Namun, keputusan itu ditolak oleh kelompok bersenjata tersebut, yang menganggap tuntutan itu dibuat demi kepentingan Israel.

3. Iran tentang pelucutan senjata Hizbullah

Pada Sabtu, seorang penasihat senior pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa Teheran pasti menentang pelucutan senjata Hizbullah.

“Iran selalu mendukung rakyat dan perlawanan Lebanon dan akan terus melakukannya,” kata penasihat urusan internasional, Ali Akbar Velayati, kepada kantor berita Tasnim.

Kementerian Luar Negeri Lebanon mengecam pernyataan tersebut yang dianggapnya sebagai campur tangan yang mencolok dan tidak dapat diterima. Mereka pun memperingatkan pimpinan di Teheran agar lebih fokus pada permasalahan yang dihadapi oleh rakyatnya sendiri.

Dilansir dari DW, Hizbullah memegang peran penting di Lebanon, baik sebagai partai politik utama sekaligus kelompok bersenjata yang kekuatannya melebihi tentara nasional. Oleh sebab itu, kelompok ini memiliki pengaruh besar terhadap pemerintahan dan keamanan negara.

Iran memberikan dukungan finansial dan militer kepada Hizbullah, serta Hamas di Palestina dan kelompok Houthi di Yaman. Tujuannya adalah demi memperluas pengaruh Teheran di kawasan tersebut dan menjadi penyeimbang kekuatan Israel serta Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us