Israel Kirim Negosiator ke Mesir, Perpanjang Gencatan Senjata Gaza

Jakarta, IDN Times - Israel mengumumkan akan mengirim negosiator ke Kairo, Mesir untuk berunding. Tujuannya, untuk memperpanjang fase pertama gencatan senjata yang akan berakhir dalam dua hari.
Dilansir dari Channel News Asia, Jumat (28/2/2025), tujuan utamanya sebenarnya untuk mengamankan pembebasan lebih banyak sandera sambil menunda kesepakatan akhir tentang masa depan Gaza.
Pengumuman tersebut muncul setelah Hamas menyerahkan empat jenazah sandera, yang terakhir akan dibebaskan berdasarkan ketentuan fase pertama gencatan senjata selama enam minggu yang dimulai pada 19 Januari.
Sementara itu, pembicaraan fase dua yang pada akhirnya akan mengarah ke akhir perang secara permanen, terus ditunda.
1. Hanya ingin memperpanjang kerangka gencatan senjata
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan, delegasi tersebut akan melakukan perjalanan ke Mesir untuk melihat apakah ada titik temu untuk merundingkan perpanjangan gencatan senjata.
"Kami mengatakan bahwa kami siap memperpanjang kerangka kerja dengan imbalan pembebasan lebih banyak sandera. Jika memungkinkan, kami akan melakukannya," ucap Saar.
Pejabat pemerintah yang mengetahui hal ini menyebutkan, Israel berusaha memperpanjang fase awal, dengan Hamas membebaskan tiga sandera setiap minggu sebagai ganti warga Palestina yang ditahan oleh Israel.
Baik Hamas maupun Israel juga belum menjelaskan apa yang akan terjadi jika gencatan senjata yang masa tenggatnya habis 1 Maret besok, berakhir tanpa kesepakatan.
2. Sebanyak 33 Sandera Israel dibebaskan di gencatan senjata fase pertama
Dengan bantuan Mesir dan Qatar sebagai penengah, dan dukungan dari Amerika Serikat, fase awal gencatan senjata disepakati pada 19 Januari lalu. Dari fase awal ini, 33 sandera Israel diserahkan, sebagai ganti 2.000 tahanan Palestina di penjara Israel.
Pertempuran juga dihentikan, dan pasukan Israel ditarik dari beberapa posisi di Gaza. Pembicaraan mengenai fase kedua, yang dimaksudkan untuk mengamankan pembebasan sandera yang tersisa dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, seharusnya dimulai awal Februari.
Hamas mengatakan bahwa mereka siap untuk memulai pembicaraan pada tahap kedua. Mereka menambahkan, satu-satunya cara agar para sandera yang tersisa di Gaza dapat dibebaskan adalah melalui komitmen terhadap gencatan senjata.
3. Sentimen dalam negeri Israel berpengaruh pada keputusan gencatan senjata
Pemerintah Israel menghadapi tekanan publik untuk tetap berpegang pada gencatan senjata guna membebaskan sandera yang tersisa. Sementara, eberapa orang dalam pemerintahan sayap kanan ingin kembali berperang untuk memenuhi tujuan mereka membasmi Hamas.
Israel mengatakan tiga dari empat sandera yang jasadnya diserahkan semalam telah dibunuh saat ditawan. Sedang yang keempat telah dibunuh pada hari mereka ditangkap selama penyerbuan yang dipimpin Hamas yang memicu perang.
Sementara itu, kondisi menyedihkan para sandera yang diserahkan dalam beberapa minggu terakhir, beberapa yang tampak kurus kering dan yang lainnya menurut Israel dibunuh oleh para penculiknya, termasuk seorang bayi, telah meningkatkan kemarahan publik Israel. Hal ini berpotensi memengaruhi pembicaraan untuk memperpanjang gencatan senjata.
Otoritas Israel yakin kurang dari setengah dari 59 sandera yang masih ditahan di Gaza masih hidup.