Hamas dan Israel Capai Kesepakatan soal Pembebasan 620 Warga Palestina

Jakarta, IDN Times - Hamas, pada Selasa (25/2/2025), mengaku telah mencapai kesepakatan dengan mediator mengenai pembebasan 620 tahanan Palestina yang seharusnya dibebaskan oleh Israel pekan lalu.
Kesepakatan itu tercapai setelah delegasi Hamas, yang dipimpin oleh pejabat senior Khalil al-Hayya, berkunjung ke ibu kota Mesir, Kairo, untuk membahas implementasi gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan serta persiapan untuk tahap perundingan berikutnya.
Hamas mengatakan bahwa para tahanan tersebut akan dibebaskan dengan kelompok tahanan lainnya, yang terdiri dari perempuan dan anak-anak, dengan imbalan empat jenazah sandera Israel. Pertukaran tersebut kemungkinan akan dilakukan pada pada Rabu (26/2/2025) malam atau Kamis (27/2/2025). Mesir akan mengawasi proses tersebut untuk memastikan bahwa kedua belah pihak memenuhi komitmen mereka.
1. Jenazah sandera Israel kemungkinan besar diserahkan di penyeberangan Kerem Shalom
Pejabat Israel membenarkan soal kesepakatan tersebut, dengan pertukaran dapat terjadi paling cepat pada Rabu malam.
“Jika tidak ada perubahan pada menit-menit terakhir, jenazah empat sandera Israel akan dikembalikan pada Rabu malam tanpa upacara resmi, dan tahanan Palestina akan dibebaskan secara bertahap dari penjara Israel,” kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu.
Menurut laporan media Israel, jenazah keempat sandera tersebut kemungkinan besar akan diserahkan oleh Hamas di penyeberangan Kerem Shalom, Gaza selatan. Meskipun identitasnya belum dikonfirmasi, mereka diyakini sebagai Shlomo Mansour, Ohad Yahalomi, Tsachi Idan, dan Itzik Elgarat.
Sementara itu, para pejabat Mesir mengatakan bahwa Hamas setuju untuk menyerahkan jenazah-jenazah tersebut tanpa upacara apa pun di Gaza pada Kamis.
2. Hamas tuduh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata
Hamas sebelumnya menuduh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata usai menunda pembebasan 620 tahanan Palestina pada Sabtu (22/2/2025). Israel mengatakan bahwa mereka akan menunda pembebasan tahanan tersebut sampai Hamas mengakhiri upacara penyerahan sandera, yang disebut oleh Netanyahu sebagai prosesi yang memalukan.
Dilansir dari BBC, sebanyak 33 sandera Israel seharusnya ditukar dengan sekitar 1.900 tahanan Palestina selama tahap pertama kesepakatan gencatan senjata, yang akan berakhir pada Sabtu (1/3/2025).
Sejauh ini, 25 sandera yang masih hidup dan empat jenazah sandera telah dibebaskan. Baik Israel maupun Hamas menyatakan bahwa empat sandera terakhir telah meninggal dunia. Selain itu, lima sandera asal Thailand yang masih hidup juga telah dibebaskan di luar kesepakatan tersebut.
3. Perundingan untuk tahap kedua kesepakatan gencatan senjata masih berjalan sesuai rencana
Dilansir dari Al Jazeera, utusan Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengatakan bahwa perundingan tahap kedua kesepakatan gencatan senjata di Gaza masih berjalan sesuai rencana.
"Kami telah mencapai banyak kemajuan. Israel sedang mengirim tim sekarang saat kami berbicara. Pembicaraan kemungkinan akan berlangsung di Doha atau Kairo, di mana negosiasi akan dimulai lagi dengan Mesir dan Qatar," kata Witkoff dalam acara Komite Yahudi Amerika.
Perundingan ini seharusnya dimulai beberapa minggu lalu, tetapi hingga kini belum terealisasi.
Witkoff, yang diperkirakan akan mengunjungi kawasan tersebut dalam beberapa hari mendatang, mengungkapkan bahwa ia ingin kedua pihak melanjutkan perundingan untuk tahap kedua, yang mencakup pembebasan semua sandera Israel dengan imbalan gencatan senjata permanen di Gaza.