Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Genosida Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, telah meluluhlantakkan wilayah kantong tersebut. Pemboman brutal Israel telah menyebabkan kerusakan hingga kehancuran pada rumah, sekolah, rumah sakit, dan insfrastruktur publik di seluruh Gaza. (x.com/UNLazzarini)
Genosida Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, telah meluluhlantakkan wilayah kantong tersebut. Pemboman brutal Israel telah menyebabkan kerusakan hingga kehancuran pada rumah, sekolah, rumah sakit, dan insfrastruktur publik di seluruh Gaza. (x.com/UNLazzarini)

Intinya sih...

  • Israel melanggar perjanjian gencatan senjata.

  • Serangan Israel menghancurkan sekolah-sekolah di Gaza.

  • Serangan Israel di tengah gencatan senjata bunuh 222 warga Palestina.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Badan PBB untuk anak, (UNICEF) mendesak perluasan akses kemanusiaan ke Jalur Gaza, guna memastikan penyaluran tepat waktu pada perawatan medis dan pasokan esensial. Pihaknya juga memperingatkan bahwa sistem kesehatan di wilayah tersebut telah hancur akibat serangan udara dan darat Israel, serta blokade berulang yang meninggalkan rumah sakit yang hampir tidak berfungsi dan kehabisan pasokan kritis di tengah blokade yang terus berlanjut.

"UNICEF telah menyalurkan pasokan medis penyelamat nyawa di seluruh wilayah kantong tersebut, termasuk di Kota Gaza. Namun, akses yang lebih luas sangat diperlukan untuk menjangkau mereka yang membutuhkan," kata badan tersebut, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (2/11/2025).

Sementara itu, kantor media pemerintah Gaza mengatakan bahwa Israel hanya mengizinkan 24 persen atau 145 truk bantuan dari 600 truk yang direncanakan memasuki Gaza setiap hari, meski pengiriman bantuan telah meningkat sejak gencatan senjata. Tindakan tersebut merupakan pelanggaran dari bagian kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS) yang mulai berlaku bulan lalu.

1. Israel melanggar perjanjian gencatan senjata

Kantor tersebut juga meminta Presiden AS Donald Trump dan mediator kesepakatan gencatan senjata lainnya untuk menekan Israel. Hal ini untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah kantong tersebut tanpa batasan dan persyaratan. Dilaporkan, sebanyak 3.203 truk bantuan dan komersial membawa pasokan ke Gaza antara 10-31 Oktober 2025.

"Kami mengutuk keras tindakan pendudukan Israel yang menghalangi bantuan dan komersial. Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas memburuknya situasi kemanusiaan yang dihadapi lebih dari 2,4 juta orang di Jalur Gaza," kata kantor tersebut pada Sabtu (1/11/2025).

Juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Farhan Haq, mengatakan kepada wartawan pada Kamis (30/10/2025), kantor kemanusiaan PBB melaporkan bahwa pengumpulan bantuan telah dibatasi karena pengalihan rute yang diperintahkan oleh otoritas Israel. Konvoi bantuan terpaksa melewati Koridor Philadelphia di sepanjang perbatasan Mesir, lalu menyusuri jalan pesisir yang sempit, rusak, dan sangat padat.

2. Serangan Israel menghancurkan sekolah-sekolah di Gaza

Warga Palestina di seluruh Gaza terus menghadapi kekurangan makanan, air, obat-obatan, dan pasokan penting lainnya akibat pembatasan Israel. Banyak keluarga juga tidak memiliki tempat berlindung yang layak. Sebab, rumah dan lingkungan mereka telah hancur total akibat pemboman militer Israel selama dua tahun.

Lembaga pendidikan juga mengalami rusak parah akibat serangan Israel. Anadolu Agency melaporkan, Israel secara langsung menargetkan 622 gedung sekolah, yang mewakili sekitar 80 persen dari total sekolah di Gaza. Dalam serangan tersebut, 163 sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan hancur total, 388 rusak sebagian, dan 70 persen sekolah yang menampung pengungsi Palestina mengalami kerusakan.

Akibat serangan Israel tersebut menewaskan 13.500 siswa, 830 guru dan tenaga pendidik, serta 193 cendekiawan, akademisi, dan peneliti.

3. Serangan Israel di tengah gencatan senjata bunuh 222 warga Palestina

Genosida Israel telah menghancurkan wilayah Jalur Gaza, Palestina. Sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023, puluhan ribu orang terbunuh dan ribuan lainnya terluka. (x.com/UNLazzarini)

Militer Israel terus melancarkan serangan di Gaza di tengah kesepakatan gencatan senjata. Pada 1 November, jet tempur, artileri, dan tank Israel menembaki area di sekitar Khan Younis. Mereka juga menghancurkan bangunan tempat tinggal di sebelah timur kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 222 warga Palestina dan melukai 594 lainnya sejak gencatan senjata berlaku pada bulan lalu. Jumlah tersebut menambah total 68.858 orang yang terbunuh dan 170.664 yang terluka akibat perang Israel di Gaza sejak Oktober 2023.

Israel berdalih bahwa serangan itu karena Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata, dengan tidak mengembalikan semua jenazah tawanan Israel dari Gaza. Namun, kelompok Palestina mengatakan upaya pencarian menjadi rumit karena kerusakan yang meluas di wilayah kantong itu, juga pembatasan Israel terhadap masuknya mesin berat dan buldoser untuk membantu pencarian.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan pada Jumat (31/10/2025), telah menyerahkan tiga jenazah ke Israel setelah diserahkan oleh Hamas. Akan tetapi, Israel mengklaim bahwa jenazah tersebut bukan milik salah satu dari 11 tawanan Israel lainnya yang tewas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team