Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump: Wajar Israel Balas Serangan di Tengah Gencatan Senjata

Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) bersalaman saat menggelar konferensi pers bersama di East Room, Gedung Putih, Washington, D.C., pada 15 Februari 2017. (The White House from Washington, DC, Public domain, via Wikimedia Commons)
Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) bersalaman saat menggelar konferensi pers bersama di East Room, Gedung Putih, Washington, D.C., pada 15 Februari 2017. (The White House from Washington, DC, Public domain, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Trump desak Hamas patuh pada kesepakatan damai, meminta mereka bahagia atau akan dihancurkan
  • Netanyahu perintahkan serangan balasan usai prajurit Israel gugur, memperkeruh situasi di Gaza
  • Hamas tunda penyerahan jenazah sandera karena serangan Israel, menemukan jenazah baru di reruntuhan Gaza
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memastikan bahwa gencatan senjata di Gaza yang disokong Washington masih berjalan meski Israel menggempur wilayah tersebut lewat serangan udara yang menewaskan sedikitnya 26 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak.

Serangan itu terjadi setelah seorang prajurit Israel tewas dalam bentrokan di Gaza selatan. Berbicara di atas pesawat Air Force One pada Selasa (28/10/2025), Trump menjelaskan bahwa insiden tersebut memicu balasan dari Israel.

“Mereka mengeluarkan seorang tentara Israel, jadi orang Israel membalas, dan mereka harus membalas,” ujarnya kepada wartawan, dikutip dari TRT World.

Serangan udara Israel menghantam rumah di kamp pengungsi Bureij, gedung di kawasan Sabra, dan mobil di Khan Younis. Militer Israel menuding Hamas melanggar kesepakatan dengan menyerang pasukan di dalam yellow line atau zona penempatan yang sudah disepakati. Pejabat militer Israel kemudian mengonfirmasi kematian prajurit tersebut pada Rabu (29/10/2025) saat baku tembak terjadi di Gaza selatan.

1. Trump desak Hamas patuh pada kesepakatan damai

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Shealeah Craighead, Public domain, via Wikimedia Commons)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Shealeah Craighead, Public domain, via Wikimedia Commons)

Trump menekankan bahwa tidak ada hal yang boleh mengganggu gencatan senjata dan meminta Hamas mematuhi kesepakatan perdamaian yang sedang berlaku.

“Jika mereka (Hamas) baik, mereka akan bahagia dan jika mereka tidak baik, mereka akan dihancurkan, nyawa mereka akan dihancurkan,” katanya, dikutip dari Indian Express.

Hamas membantah terlibat dalam serangan di Rafah dan menyatakan tetap berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata. Kesepakatan itu berlaku sejak 10 Oktober 2025, mengakhiri perang dua tahun yang bermula dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan menewaskan lebih dari 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.

Sementara itu, operasi militer Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 68.531 orang berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza, angka yang dinilai kredibel oleh PBB. Meski gencatan senjata masih berlangsung, kedua pihak terus saling menuduh melakukan pelanggaran.

2. Netanyahu perintahkan serangan balasan usai prajurit Israel gugur

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (Avi Ohayon, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (Avi Ohayon, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, langsung memerintahkan serangan besar-besaran setelah seorang prajurit dilaporkan gugur akibat tembakan sniper. Seorang pejabat Israel menyebut tindakan Hamas sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap gencatan senjata yang berlaku.

Aksi balasan itu terjadi tak lama setelah operasi terpisah pada pekan lalu yang menargetkan seseorang yang diduga tengah merencanakan serangan terhadap pasukan Israel. Serangan beruntun ini memperkeruh situasi di tengah upaya mempertahankan gencatan senjata di Jalur Gaza.

3. Hamas tunda penyerahan jenazah sandera karena serangan Israel

ilustrasi penarikan pasukan (pexels.com/Ivan Hassib)
ilustrasi penarikan pasukan (pexels.com/Ivan Hassib)

Dilansir dari RTE, Hamas mengatakan siap menyerahkan jenazah sandera lain sesuai kesepakatan, tetapi proses itu tertunda karena serangan Israel makin memperparah kondisi lapangan dan menghambat pencarian di reruntuhan. Sayap bersenjata Hamas menyebut telah menemukan dua jenazah sandera, meski belum memastikan waktu penyerahan. Sebelumnya, Hamas sudah mengembalikan seluruh 20 sandera hidup sesuai perjanjian.

Selain itu, Kelompok itu telah menyerahkan jenazah ke-16 dari total 28 yang dijanjikan. Namun, hasil pemeriksaan forensik Israel menunjukkan bahwa jenazah tersebut adalah bagian dari sandera yang telah dikembalikan dua tahun lalu. Juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, menuduh Hamas melakukan manipulasi dengan menggali lubang, menaruh sisa jenazah, menutupnya kembali, lalu menyerahkannya ke Palang Merah. Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang pun mendesak pemerintah untuk bertindak tegas.

Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menolak tuduhan bahwa kelompoknya mengetahui semua lokasi jenazah. Ia menyebut pemboman Israel menghancurkan banyak tanda di lapangan.

“Gerakan ini bertekad menyerahkan jenazah tawanan Israel secepat mungkin setelah ditemukan,” katanya.

Meski gencatan senjata masih berjalan, reruntuhan akibat serangan Israel terus memperlihatkan jenazah baru yang ditemukan di bawah puing-puing bangunan di Gaza.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Jakarta Ramah Fotografer, Pramono Ingatkan Jangan Paksa Warga Beli

30 Okt 2025, 09:55 WIBNews