Erdogan Desak Jerman Setop Dukung Israel Serang Gaza

- Jerman Merz mendukung Israel dan menyalahkan Hamas atas serangan 7 Oktober 2023
- Gencatan senjata dilanggar oleh serangan Israel yang menewaskan banyak warga sipil.
- Israel klaim serangannya bertujuan melawan Hamas
Jakarta, IDN Times - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengkritik Jerman atas apa yang disebutnya ketidakpedulian terhadap genosida dan serangan Israel terhadap Gaza. Erdogan menyoroti akses Tel Aviv ke senjata nuklir dan berbagai senjata lainnya, yang digunakan untuk mengancam Gaza.
"Kita perlu mengakhiri genosida dan kelaparan yang disengaja dengan melibatkan Palang Merah Jerman dan Bulan Sabit Merah Turki kita sendiri. Apakah Jerman tidak melihat ini?" kata Erdogan.
Pada kunjungan perdana Kanselir Jerman, Friedrich Merz, di Ankara pada Kamis (30/10/2025), Erdogan mengajak Berlin untuk bergabung dalam upaya mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza. Dirinya yakin kedua negara dapat berkolaborasi untuk mengakhiri kelaparan dengan memastikan pengiriman bantuan ke wilayah kantong Palestina tersebut.
"Sebagaimana kami ingin perang Rusia-Ukraina berakhir, kami juga mendukung diakhirinya perang Israel di Gaza. Turki dan Jerman adalah dua negara kunci yang dapat bekerja sama untuk mencapai hal ini," ujar Erdogan, dikutip dari Al Jazeera.
1. Sikap Jerman terhadap genosida Israel di Gaza
Merz sebelumnya mengatakan bahwa pemerintahnya mendukung Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Dirinya yakin Tel Aviv sedang menjalankan haknya untuk membela diri, mengutip The Straits Times.
"Hanya perlu satu keputusan untuk menghindari korban jiwa yang tak terhitung jumlahnya dan tidak perlu. Hamas seharusnya membebaskan para sandera lebih awal dan meletakkan senjatanya," ujar Merz.
Namun, hal tersebut dibantah Erdogan yang mengatakan bahwa Hamas tidak memiliki bom maupun senjata nuklir, dan justru Israel yang memilikinya. Dia menambahkan bahwa Tel Aviv menggunakannya untuk menyerang Gaza.
Meski demikian, Merz telah mengkritik tindakan Israel di Gaza dan menangguhkan ekspor militer Jerman ke negara Zionis itu pada tahun ini, dengan alasan situasi kemanusiaan yang memburuk.
Namun, Merz tetap tidak mendukung tuduhan genosida Israel. Dirinya beralasan bahwa kritik terhadap Tel Aviv tidak boleh menjadi dalih untuk anti-Semitisme.
2. Israel lancarkan serangan di tengah gencatan senjata

Di tengah gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober, Israel kembali melancarkan serangkaian pemboman di Gaza pada Selasa. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan tersebut menewaskan 104 orang, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Pada Rabu, Israel mengatakan telah memulai penegakan kembali gencatan senjata. Presiden AS, Donald Trump, menegaskan gencatan senjata itu tidak dalam bahaya, meskipun ada serangan terbaru.
Penyelidikan PBB sebelumnya menetapkan bahwa Israel telah melakukan genosida di Gaza. Pembunuhan, pengepungan, dan penghancuran yang dilakukannya dilakukan dengan tujuan untuk menghancurkan kehidupan warga Palestina di Gaza.
Negara Zionis itu menolak tuduhan tersebut karena dinilai bermotif politik dan mengatakan kampanye militernya menargetkan Hamas, bukan penduduk sipil Gaza. Tel Aviv mengklaim telah mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan kerugian warga sipil.
3. Erdogan tegaskan dukungan terhadap solusi dua negara

Erdogan menyampaikan pandangan Ankara kepada Merz tentang pencegahan terulangnya kekejaman di Gaza dan menekankan dukungannya terhadap solusi dua negara sebagai jalan menuju perdamaian abadi. Dia mengatakan bahwa Turki telah secara konsisten mengambil langkah-langkah yang diperlukan terkait Hamas.
Lebih lanjut, Erdogan mengutuk serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza, yang disebutnya selalu berusaha menaklukkan Gaza melalui kelaparan dan genosida.
Dilansir Anadolu, Israel telah menewaskan lebih dari 68.500 orang, sebagian besar di antaranya adalah wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 170.600 lainnya dalam serangan di Gaza sejak Oktober 2023.


















