Jakarta, IDN Times – Serangan Israel menghantam bandar udara Aleppo di Suriah pada Selasa (6/9/2022) malam. Serangan itu menimbulkan kerusakan pada landasan dan menghentikan layanan bandara itu.
Menurut Kementerian Pertahanan Suriah, militer Israel meluncurkan misil dari laut mediterania, sebelah barat kota Latakia, pada pukul 20.16 waktu setempat, dilansir Middle East Eye.
Serangan itu menjadi yang kedua dilaporkan pada bandara di utara Suriah dalam waktu kurang dari Seminggu. Sebelumnya, bandara Damaskus turut menjadi target serangan.
Karena serangan pada Selasa, maskapai penerbangan swasta Suriah, Cham Wings, mengumumkan bahwa semua penerbangan tujuan Aleppo akan dialihkan ke Damaskus.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), mengatakan beberapa ledakan terdengar di sekitar bandara Aleppo. Serangan diduga menargetkan gudang milisi yang berafiliasi dengan Iran.
Pemantau perang yang berbasis di Inggris itu lebih lanjut mengatakan, setidaknya dua rudal menghancurkan depot. Serangan itu menimbulkan kebakaran dan kerusakan material yang parah.
Israel sejak lama menargetkan aset Iran di Suriah, tetapi dalam beberapa pekan terakhir, telah terjadi pergeseran untuk menargetkan infrastruktur yang digunakan Teheran untuk menyuplai proksinya.
Langkah itu dilakukan setelah Teheran dilaporkan menggunakan maskapai komersial untuk menyuplai peralatan untuk sekutunya seperti kepada Suriah dan Hizbullah Lebanon, menurut laporan Reuters pada Jumat.
Israel jarang mengomentari serangannya di Suriah. Militer bersikeras bahwa serangan yang dilancarkan bertujuan untuk mencegah Iran mendapatkan pijakan di depan pintunya.
Serangan Israel juga mengikuti peningkatan serangan AS yang ditempatkan di Suriah dan proksi Iran. Ketegangan meningkat di kawasan itu di tengah upaya memberlakukan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Pada Minggu, Perdana Menteri Israel, Yair Lapid, mengatakan pihaknya berupaya mencegah AS agar menolak menyepakatai perjanjian tersebut. Israel berpandangan bahwa perjanjian tidak akan menghentikan pengembangan nuklir Iran.