Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Lebanon. (unsplash.com/Charbel Karam)
bendera Lebanon. (unsplash.com/Charbel Karam)

Intinya sih...

  • Serangan udara Israel di kamp pengungsi Ain al-Hilweh, Lebanon selatan, menewaskan 13 orang dan melukai sejumlah warga lainnya.

  • Israel klaim sasar fasilitas Hamas di dalam kamp, namun Hamas membantah dan menyebut tindakan itu sebagai agresi brutal terhadap kedaulatan wilayah Lebanon.

  • Israel terus langgar gencatan senjata dengan Lebanon, meskipun pemerintah setempat telah berupaya memenuhi syarat keamanan yang diminta untuk menjaga stabilitas kawasan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi Ain al-Hilweh di Lebanon selatan pada Selasa (18/11/2025). Insiden mematikan ini dilaporkan menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai sejumlah warga lainnya.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengonfirmasi bahwa serangan tersebut menyasar sebuah mobil di area parkir masjid di dalam kamp yang padat penduduk. Ambulans segera dikerahkan ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi para korban ke rumah sakit terdekat, dilansir CNN.

1. Kronologi serangan di area masjid

tentara Israel di Lebanon selatan. (wikimedia/IDF Spokesperson's Unit)

Serangan dimulai ketika sebuah drone menargetkan kendaraan di dekat Masjid Khalid bin Al-Walid pada Selasa malam. Ledakan keras terdengar di seluruh kamp pengungsi Palestina terbesar di Lebanon tersebut.

Tidak lama setelah serangan awal, tiga rudal tambahan dilaporkan menghantam area masjid dan pusat kegiatan di dekatnya. Asap tebal terlihat membumbung tinggi dari lokasi kejadian yang terekam dalam berbagai video yang beredar di media sosial.

Area tersebut diketahui sangat ramai pada malam hari, sehingga jumlah korban jiwa dan luka cukup tinggi. Petugas darurat terlihat kesulitan menembus jalan-jalan sempit kamp yang dipenuhi warga yang panik untuk menyelamatkan korban.

Faksi lokal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Sidon segera mengutuk keras tindakan militer tersebut. Kementerian Kesehatan setempat juga meminta bantuan warga untuk mendonorkan darah bagi para korban luka yang terus bertambah.

2. Israel klaim sasar fasilitas Hamas

ilustrasi bendera Israel. (unsplash.com/Taylor Brandon)

Militer Israel (IDF) menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan anggota kelompok Hamas yang beroperasi di dalam kamp. Mereka mengklaim lokasi itu digunakan sebagai fasilitas pelatihan untuk merencanakan serangan teror terhadap Israel.

"Kami akan terus bertindak tegas melawan upaya Hamas untuk membangun pijakan di Lebanon dan melenyapkan elemen-elemennya yang mengancam keamanan kami," ujar Juru Bicara Militer Israel, Avichay Adraee.

Namun, Hamas dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai fabrikasi semata. Kelompok itu menegaskan bahwa mereka tidak memiliki infrastruktur militer apa pun di dalam kamp pengungsi yang berada di Lebanon, dilansir BBC.

Menurut Hamas, lokasi yang diserang sebenarnya hanyalah lapangan olahraga terbuka yang sering digunakan oleh para pemuda setempat. Mereka menyebut tindakan Israel ini sebagai agresi brutal terhadap kedaulatan wilayah Lebanon.

"Pengeboman Zionis adalah agresi biadab terhadap rakyat Palestina kami yang tidak bersalah serta kedaulatan Lebanon," tutur Hamas dalam pernyataannya, dilansir Al Jazeera.

3. Israel terus langgar gencatan senjata dengan Lebanon

sudut kota Beirut, Lebanon. (unsplash.com/christellehayek)

Serangan ini tercatat sebagai salah satu insiden paling mematikan sejak kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon berlaku setahun lalu. Israel dituduh terus melakukan pelanggaran harian di wilayah Lebanon meskipun perang skala besar telah mereda.

Padahal, kamp Ain al-Hilweh termasuk dalam wilayah yang telah dilucuti senjatanya oleh pemerintah Lebanon pasca kesepakatan damai tersebut. Pemerintah setempat telah berupaya memenuhi syarat keamanan yang diminta untuk menjaga stabilitas kawasan.

Analis politik menilai tindakan Israel ini tidak adil karena pemerintah Lebanon sudah berusaha melucuti senjata Hizbullah dan kelompok milisi lainnya. Namun, Israel dinilai belum memenuhi kewajibannya untuk menarik pasukan sesuai perjanjian yang disepakati pada November 2024.

"Pemerintah Lebanon telah melampaui apa yang diminta dan mengambil keputusan bersejarah untuk meminta tentara Lebanon melucuti senjata Hizbullah," kata analis politik Lebanon Karim Emile Bitar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team