UNIFIL Sebut Tembok Israel Langgar Batas Wilayah Lebanon

- UNIFIL menyatakan Israel melanggar wilayah Lebanon dengan membangun tembok beton di wilayah selatan Lebanon.
- Militer Israel membantah tuduhan tersebut dan mengklaim pembangunan tembok sebagai bagian dari strategi keamanan yang sudah dimulai sejak 2022.
- Israel dilaporkan meluncurkan serangan udara hampir setiap hari ke wilayah Lebanon, melanggar gencatan senjata yang telah disepakati sejak November 2024.
Jakarta, IDN Times- Pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, pada Jumat (14/11/2025), menyatakan Israel telah melanggar kedaulatan wilayah Lebanon. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan telah membangun dua tembok beton yang masuk ke dalam wilayah Lebanon selatan. UNIFIL mengonfirmasi temuan ini melalui survei geospasial dan menyebut tindakan tersebut melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
UNIFIL telah menyampaikan temuannya kepada militer Israel dan meminta penghalang tersebut segera dipindahkan. Pembangunan tembok Israel di Lebanon ini menambah daftar panjang ketegangan yang terjadi di sepanjang perbatasan utara Israel dan Lebanon.
1. Tembok Israel mengambil ribuan meter persegi lahan Lebanon

UNIFIL melakukan survei geospasial terhadap tembok beton yang didirikan oleh IDF di wilayah barat daya Yaroun pada Oktober 2025. Survei tersebut menyimpulkan bahwa tembok itu telah melintasi Blue Line, garis demarkasi tidak resmi antara kedua negara. Blue Line sendiri merupakan garis yang dipetakan PBB untuk memverifikasi penarikan pasukan Israel dari Lebanon selatan pada tahun 2000.
Akibat dari pelanggaran ini, lebih dari 4 ribu meter persegi wilayah Lebanon tidak dapat diakses oleh penduduk lokal. UNIFIL kemudian mengamati konstruksi tembok lain di wilayah tenggara Yaroun pada November, yang juga disimpulkan telah melanggar Blue Line.
Selain itu, UNIFIL juga menemukan satu tembok lainnya antara Aytaroun dan Maroun ar Ras, tapi tembok tersebut masih berada di selatan Blue Line. UNIFIL menyerukan IDF untuk menghormati Blue Line dan menarik diri dari semua area yang berada di utara garis tersebut.
“Kehadiran dan konstruksi Israel di wilayah Lebanon merupakan pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan 1701 dan kedaulatan serta integritas teritorial Lebanon,” ujar UNIFIL dalam pernyataannya, dilansir Anadolu Agency.
2. Israel bantah telah melanggar wilayah Lebanon

Militer Israel membantah tuduhan yang dilayangkan UNIFIL tersebut. Juru bicara militer Israel menyatakan tembok tersebut tidak melintasi Blue Line yang ditetapkan PBB.
Israel mengklaim telah membangun penghalang tersebut sesuai dengan prosedur yang berlaku. Proyek pembangunan tembok ini disebut sebagai bagian dari strategi keamanan yang sudah dimulai sejak tahun 2022.
"Sejak dimulainya perang, dan sebagai bagian dari pelajaran yang dipetik darinya, (militer Israel) telah melakukan serangkaian tindakan, termasuk memperkuat penghalang fisik di sepanjang perbatasan utara," kata militer Israel, dikutip TRT World.
3. Israel serang Lebanon hampir setiap hari

Pembangunan dua tembok yang melintasi Blue Line ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Lebanon selatan selama beberapa pekan terakhir. Israel dilaporkan meluncurkan serangan udara hampir setiap hari ke dalam wilayah Lebanon,
Israel berdalih serangan ini bertujuan untuk menargetkan anggota dan infrastruktur Hizbullah. Padahal, kedua pihak telah menyetujui gencatan senjata sejak November 2024.
Menurut pejabat Lebanon, Israel telah melanggar gencatan senjata sebanyak 6 ribu kali. Total 300 orang tewas dan 600 lainnya luka-luka akibat serangan Israel sejak dimulainya gencatan senjata, dilansir The New Arab.
Selain itu, Israel juga belum menarik pasukannya dengan masih menduduki lima pos di perbatasan Lebanon selatan. Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam mendesak Israel untuk menghentikan aksi militernya yang dinilai mengancam stabilitas kawasan.
















