Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Lebanon. (unsplash.com/Charbel Karam)

Intinya sih...

  • Israel serang markas UNIFIL di Lebanon selatan, melukai tentara perdamaian dari Sri Lanka dan Indonesia
  • Serangan terjadi dua kali dalam 48 jam, menargetkan pusat komando dan posisi pasukan UNIFIL
  • Menteri Luar Negeri RI desak penyelidikan dan pertanggungjawaban atas pelanggaran hukum humaniter internasional oleh Israel

Jakarta, IDN Times - Tentara Israel pada kembali meluncurkan serangan ke markas Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) di Lebanon selatan pada Jumat (11/10/2024). Serangan ini melukai beberapa tentara perdamaian dari Sri Lanka yang bertugas di sana.

Menurut Kantor Berita Nasional Lebanon, sebuah tank Merkava Israel menargetkan salah satu menara pengawas UNIFIL di jalan utama yang menghubungkan Tyre dengan Naqoura, depan pos pemeriksaan tentara dan melukai kontingen Sri Lanka.

Tank tentara Israel itu menembakkan peluru meriam yang menghantam pintu masuk utama pusat komando UNIFIL Naqoura, menyebabkan kerusakan di lokasi itu, dikutip ANTARA, Sabtu (12/10/2024).

1. Serang markas UNIFIL dalam 48 jam terakhir

Satgas MTF Konga XXVIII-O/UNIFIL di Lebanon menggelar latihan rencana kontijensi TNI. (www.instagram.com/@tni_angkatan_laut)

Pusat komando UNIFIL di Naqoura menjadi target pasukan artileri Israel untuk kedua kalinya dalam tiga hari terakhir.

Pada Kamis (10/10/2024), pasukan penjaga perdamaian PBB itu mengatakan markas besar UNIFIL di Naqoura dan posisi pasukannya berulangkali ditembaki pasukan Israel, hingga melukai dua anggotanya yang berasal dari Indonesia.

Situasi di lokasi tetap tegang karena UNIFIL beroperasi dalam lingkungan yang menantang di tengah aksi militer yang sedang berlangsung di kawasan tersebut.

2. Israel langgar hukum internasional dengan menyerang UNIFIL

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (IDN Times/Sonya Michaella)

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mendesak dilakukannya penyelidikan atas serangan Israel terhadap Pasukan UNIFIL di Lebanon, yang melukai dua personel asal Indonesia (prajurit TNI).

"Indonesia tegaskan serangan apapun terhadap peacekeepers adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan resolusi DK PBB 1701 sebagai dasar mandat UNIFIL," kata Retno, dalam keterangannya.

"Indonesia meminta semua pihak untuk menjamin dihormatinya inviolability (tidak dapat dilanggarnya) wilayah PBB dalam segala waktu dan keadaan. Indonesia juga mendesak dilakukannya penyelidikan atas serangan tersebut dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban," ucap Retno.

3. Ada 10 ribu personel UNIFIL di Lebanon selatan

Satgas MTF Konga XXVIII-O/UNIFIL di Lebanon menggelar latihan rencana kontijensi TNI. (www.instagram.com/@tni_angkatan_laut)

Tercatat, ada 10 ribu personel UNIFIL yang ditugaskan menurut mandat Dewan Keamanan PBB, di Lebanon selatan guna menjaga tensi di wilayah tersebut. Sementara, Indonesia adalah penyumbang personel terbesar yaitu sekitar 1.232 orang yang merupakan prajurit TNI.

Aksi Israel ini juga telah menuai kecaman, terutama dari Indonesia yang dua prajurit TNI-nya terluka akibat peluru Israel yang berasal dari tank Merkava militer Israel.

Editorial Team