Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Serang Markas UNIFIL di Lebanon, Jokowi: Semuanya Hati-hati

Presiden Jokowi usai peresmian injeksi bauksit perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumina Indonesia (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Intinya sih...
  • Jokowi meminta hati-hati terkait serangan Israel di Lebanon dan menyebut situasi perang sebagai alasan untuk berhati-hati.
  • Serangan Israel melukai personel UNIFIL, memicu kekhawatiran internasional, dan merusak kemampuan pemantauan mereka.
  • UNIFIL bertahan di Lebanon selatan dengan 10.400 pasukan penjaga perdamaian untuk membantu LSM lokal dan badan PBB menyalurkan makanan dan air ke desa-desa terdampak konflik.

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo buka suara terkait serangan Israel terhadap markas pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon. Jokowi meminta untuk berhati-hati.

"Ya memang keadannya dalam keadaan perang seperti itu, jadi kalau ada yang terkena, luka ringan ya itu yang perlu kita semuanya hati-hati, terutama yang ada di sana. Semuanya," ujar Jokowi di IKN, Jumat (11/10/2024).

1. UNIFIL tetap berada di Lebanon

Ilustrasi TNI yang ditugaskan di UNIFIL Lebanon. (Dokumentasi Puspen TNI)

Pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) tetap bertahan di pos mereka di Lebanon selatan, meskipun serangan Israel dalam beberapa hari terakhir telah melukai personelnya dan memicu kekhawatiran internasional.

Juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti, pada Kamis (10/10/2024) mengatakan bahwa serangan Israel terhadap markas UNIFIL telah menyebabkan dua anggotanya terluka dan di rawat di rumah sakit. Serangan itu juga melumpuhkan beberapa kemampuan pemantauan mereka pada Rabu (9/10/2024) dan Kamis.

“Jelas, ini mungkin salah satu peristiwa atau insiden paling serius yang telah kita saksikan dalam 12 bulan terakhir,” kata Tenenti, mengacu pada pertempuran antara militer Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon.

2. UNIFIL akan bertahan sampai situasi tidak lagi memungkinkan

Tentara Israel. (x.com/IDF)

Dilansir Reuters, 50 negara penyumpang pasukan UNIFIL telah sepakat pada Kamis untuk terus menempatkan lebih dari 10.400 pasukan penjaga perdamaian di antara Sungai Litani di utara dan perbatasan yang diakui PBB antara Lebanon dan Israel, yang dikenal sebagai Garis Biru, di selatan.

"Kami berada di sana karena Dewan Keamanan (PBB) meminta kami untuk berada di sana. Jadi, kami akan tetap tinggal sampai situasinya menjadi tidak mungkin bagi kami untuk beroperasi," ujar Tenenti.

Dalam pernyataannya, UNIFIL mengatakan bahwa tank Israel melepaskan tembakan ke menara pengawas di markas utama mereka di kota Naqoura pada Kamis dan menyebabkan dua pasukan penjaga perdamaian dari Indonesia terluka. Beberapa kendaraan dan sistem komunikasi juga rusak dalam serangan itu.

UNIFIL juga menuding pasukan Israel sengaja menembaki dan menonaktifkan kamera yang memantau daerah tersebut pada Rabu.

Sementara itu, Israel mengklaim bahwa pasukannya beroperasi di dekat pangkalan UNIFIL di Naqoura pada Kamis, namun mereka menginstruksikan pasukan PBB di wilayah tersebut untuk tetap berada di tempat yang terlindungi sebelum melepaskan tembakan.

3. UNIFIL bantu LSM dan badan PBB untuk salurkan bantuan ke warga sipil

Satgas MTF Konga XXVIII-O/UNIFIL di Lebanon menggelar latihan rencana kontijensi TNI. (www.instagram.com/@tni_angkatan_laut)

UNIFIL diberi mandat oleh Dewan Keamanan untuk membantu angkatan bersenjata Lebanon menjaga wilayah selatan negara itu bebas dari senjata dan kelompok bersenjata yang tidak mewakili negara. Namun, area tersebut secara efektif dikendalikan oleh Hizbullah.

Meskipun ribuan orang telah meninggalkan wilayah tersebut, banyak warga sipil yang masih terjebak dalam pertempuran. Tenenti mengatakan bahwa UNIFIL masih memiliki pekerjaan penting yang perlu dilakukan, yaitu membantu LSM lokal dan juga badan-badan PBB untuk menyalurkan makanan dan air ke desa-desa.

“Ribuan orang telah pergi, namun ribuan lainnya masih terjebak di wilayah ini. Jadi, penyelesaian konflik sangatlah penting. Ini merupakan tantangan yang sangat, sangat berat,” ujarnya.

Badan anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan bahwa mereka dan Program Pangan Dunia (WFP) memberikan bantuan penting kepada ribuan keluarga yang masih berada di desa-desa perbatasan di Lebanon selatan dengan dukungan UNIFIL dalam menerapkan mekanisme dekonflik.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Ilman Nafi'an
Anata Siregar
Muhammad Ilman Nafi'an
EditorMuhammad Ilman Nafi'an
Follow Us