tank bekas Israel di Dataran Tinggi Golan. (unsplash.com/Levi Meir Clancy)
Saat ini, 42 pemukiman dan pos pemukiman Israel telah berdiri di kawasan Lembah Yordania. Area yang berada di bawah kendali Israel, baik sebagai pemukiman, zona militer, maupun area penggembalaan telah mencapai 83 persen dari total wilayah lembah.
Aktivis HAM, Arif Daraghmeh, mengungkap bahwa pencaplokan ini telah berlangsung lama.
"Keputusan Israel menyita ribuan hektar tanah merupakan kelanjutan kebijakan ekspansionis di wilayah ini. Kawasan tersebut telah mengalami serangan pemukiman yang sangat gencar selama bertahun-tahun," jelasnya.
Warga Palestina meyakini keputusan penyitaan tersebut sebagai langkah awal proses aneksasi (pencaplokan wilayah) yang dipercepat. Israel diduga berupaya menyelesaikan rencana aneksasi mereka tahun ini.
Penyitaan tanah ini terjadi saat Israel dan Hamas sedang dalam proses gencatan senjata. Tiga sandera Israel yang diculik dari Kibbutz Nir Oz saat serangan 7 Oktober diperkirakan akan dibebaskan pada Sabtu ini (15/2/2025). Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan sekitar 369 tahanan Palestina.
Melansir The Guardian, Arab Saudi berencana menggelar pertemuan pada 20 Februari mendatang bersama Mesir, Yordania, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Pertemuan tersebut bertujuan membahas rencana pengembangan Gaza sebagai alternatif dari usul kontroversial yang diajukan Presiden AS Donald Trump. Sementara, situasi di Gaza lebih tenang, Israel masih terus menggempur Tepi Barat dengan alasan keamanan.