Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pensiunan Jenderal Israel: Tel Aviv Gagal Total dalam Perang di Gaza

seorang pria membawa bendera Palestina (pixabay.com/hosnysalah)

Jakarta, IDN Times - Pensiunan jenderal Israel dan mantan kepala Dewan Keamanan Nasional, Giora Eiland, mengatakan bahwa Tel Aviv telah gagal total dalam perangnya melawan Hamas di Gaza.

"Israel telah gagal dalam tiga setengah dari empat tujuan perang. Kami belum menghancurkan kekuatan militer Hamas, belum menggulingkan pemerintahan Hamas, tidak berhasil mengembalikan penduduk dengan selamat ke rumah mereka (di Israel), dan untuk pemulangan para sandera, kami hanya berhasil sebagian," tulis Eiland dalam sebuah artikel opini di media Israel, Ynet.

Sebaliknya, ia mengklaim bahwa Hamas telah mencapai semua tujuannya, terutama mempertahankan kekuasaan di Gaza.

1. Eiland kritik peningkatan bantuan di Gaza

Meski Israel membombardir Gaza tanpa henti selama berbulan-bulan hingga menewaskan lebih dari 61 ribu warga Palestina dan menyebabkan pengungsian massal, Eiland menilai bahwa Tel Aviv belum bertindak cukup jauh.

"Jika Anda menduduki Jalur Gaza dan warga sipil tetap tinggal, Hamas juga akan tetap ada. Selain menerima serangan mengerikan terhadap pasukan pendudukan, Anda tidak akan mendapatkan apa pun," katanya, mengisyaratkan bahwa pembersihan etnis secara menyeluruh adalah satu-satunya cara untuk mencapai tujuan Israel.

Selain itu, Eiland juga mengkritik peningkatan bantuan kemanusiaan di Gaza berdasarkan kesepakatan gencatan senjata. Menurutnya, Israel seharusnya memperketat pengepungannya alih-alih mengizinkan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya masuk ke wilayah tersebut.

Dilansir dari The New Arab, organisasi hak asasi manusia telah menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi kemanusiaan melaporkan bahwa seluruh komunitas di Gaza utara menghadapi kelaparan, dengan anak-anak meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi.

2. Salah satu penggagas rencana penggusuran warga Palestina dari Gaza utara

Dalam sebuah wawancara pada 29 Oktober 2023, beberapa pekan setelah perang Gaza dimulai, Eiland mengatakan bahwa Israel harus memberikan tekanan yang jauh lebih besar kepada Hamas untuk mencapai kemenangan total.

"Fakta bahwa kami melemah di hadapan bantuan kemanusiaan ke Gaza adalah kesalahan serius. Gaza harus dihancurkan sepenuhnya," ujarnya, dikutip dari Middle East Eye.

Eiland, yang menjabat sebagai kepala Dewan Keamanan Nasional Israel pada 2004-2006, merupakan salah satu penggagas "Rencana Jenderal", sebuah proyek yang bertujuan memblokade Gaza utara dan mengusir warga Palestina dari wilayah tersebut.

Kelompok hak asasi manusia melihat proyek ini sebagai bagian upaya pembersihan etnis untuk mendirikan permukiman Yahudi di Gaza.

3. Hamas lanjutkan pembebasan sandera Israel

Sementara itu, Hamas dan Israel akan kembali melakukan pertukaran sandera dan tahanan pada Sabtu (15/2/2024) sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata. Tiga sandera Israel, Alexander Trufanov, Sagui Dekel-Chen dan Yair Horn, akan dibebaskan dengan imbalan pembebasan 369 warga Palestina dari penjara-penjara Israel.

Hamas mengatakan, perundingan tidak langsung dengan Israel mengenai tahap kedua perjanjian gencatan senjata diperkirakan akan dimulai pekan depan. Beberapa hari sebelumnya, kelompok pejuang Palestina ini menyatakan akan menunda pembebasan para sandera karena Israel terus melanggar kesepakatan tersebut.

"Ini adalah ketegangan paling signifikan yang kami hadapi sejak situasi ini dimulai, dan fakta bahwa hal ini dapat diatasi, menurut saya, menunjukkan bahwa gencatan senjata penuh akan terus berlanjut. Bagian yang benar-benar sulit sekarang adalah fase kedua," kata Rami Khouri, peneliti kebijakan publik terkemuka di American University of Beirut, kepada Al Jazeera.

Ia menjelaskan bahwa negosiasi pada tahapnya berikutnya harus menangani isu-isu sulit, seperti penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, rekonstruksi infrastruktur, dan pembentukan struktur pemerintahan baru di wilayah Palestina.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us