Israel Tambah Anggaran Pertahanan Rp203,9 Triliun

Jakarta, IDN Times - Israel mengumumkan rencana kenaikan anggaran pertahanan pada Kamis (17/7/2025). Langkah ini diambil menyikapi tantangan keamanan yang terus berkembang di Timur Tengah.
Penambahan anggaran telah disetujui oleh Kementerian Keuangan dan Pertahanan, dengan total peningkatan sebesar 42 miliar shekel (Rp203,9 triliun) untuk tahun 2025 dan 2026.
1. Penjelasan pemerintah terkait urgensi kenaikan anggaran
Dua kementerian tersebut menjelaskan bahwa penambahan anggaran akan digunakan untuk melaksanakan pengadaan alat utama sistem senjata.
“Penambahan anggaran ini akan memungkinkan Kementerian Pertahanan untuk segera memajukan kontrak pengadaan yang kritis dan mendesak bagi keamanan nasional," menurut pernyataan resmi Kementerian Keuangan dan Pertahanan Israel, dilansir US News.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengungkapkan bahwa perubahan anggaran dipicu oleh kondisi keamanan yang luar biasa menuntut, terutama setelah eskalasi konflik di Jalur Gaza dan peningkatan ancaman di kawasan utara.
“Anggaran pertahanan yang direvisi ini telah mengakomodasi kebutuhan konfrontasi intens di Gaza serta menghadapi ancaman dari berbagai front, selatan, utara, dan kawasan jarak jauh," ujar Smotrich.
2. Latar belakang eskalasi konflik dan kebutuhan pertahanan
Data anggaran Israel memperlihatkan peningkatan tajam pengeluaran militer sejak operasi besar-besaran di Gaza pasca serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Selama 21 bulan terakhir, sistem pertahanan udara Israel menghadapi serangan dari Hizbullah, Iran, hingga Houthi setiap hari.
Israel juga melakukan operasi militer di Suriah sebagai respons atas serangan pemerintah Suriah ke komunitas Druze di bagian selatan negara itu. Serangan udara ke wilayah Lebanon pun terus dilancarkan untuk mengantisipasi potensi serangan rudal dan drone.
Para ekonom Israel telah memperingatkan bahwa kenaikan anggaran pertahanan membebani fiskal negara.
“Tidak ada sumber pendanaan yang jelas untuk kenaikan anggaran ini, besar kemungkinan pembiayaannya melalui defisit atau kenaikan utang," kata Profesor Avi Weiss dari Taub Center, dikutip The Times of Israel.
3. Kontrak pengadaan baru dan dampaknya bagi IDF
Kementerian Pertahanan Israel telah mencapai kesepakatan percepatan produksi massal interceptor Arrow bersama Israel Aerospace Industries (IAI).
Kementerian juga menyelesaikan kontrak senilai 20 juta dolar AS (Rp326,6 miliar) untuk pengadaan senapan mesin canggih dari Israel Weapon Industries (IWI) yang diharapkan dapat memperkuat operasi tempur pasukan darat.
Menurut laporan The Times of Israel, para analis menilai lonjakan belanja pertahanan dapat membahayakan stabilitas fiskal Israel dalam jangka menengah serta berimbas pada layanan sosial lain, khususnya kesehatan dan pendidikan.