Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Israel. (unsplash.com/Taylor Brandon)
ilustrasi bendera Israel. (unsplash.com/Taylor Brandon)

Intinya sih...

  • Rekaman memperlihatkan kedua pria Palestina menyerah dan tidak bersenjata.

  • Pasukan Israel menembak keduanya dari dekat setelah mengarahkan mereka kembali ke dalam gedung

  • Militer Israel dan Kepolisian Israel mengklaim kedua pria tersebut terafiliasi dengan jaringan teror.

  • IDF menyatakan pasukan mereka telah melakukan prosedur penyerahan diri yang berlangsung selama beberapa jam sebelum tembakan dilepaskan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pasukan keamanan Israel menembak mati dua pria Palestina di Jenin, Tepi Barat, pada Kamis (27/11/2025). Insiden ini memicu kecaman karena rekaman video menunjukkan kedua korban ditembak meski tampak sudah menyerah dan tidak bersenjata.

Dalam rekaman yang disiarkan televisi Palestina, kedua pria tersebut terlihat keluar dari sebuah bangunan yang dikepung tentara Israel. Mereka sempat mengangkat baju untuk menunjukkan tidak ada senjata dan berbaring di tanah sebagai tanda menyerah, dilansir Al Jazeera.

1. Video menunjukkan korban tidak bersenjata

Tentara Israel di Tepi Barat. (wikimedia/IDF Spokesperson's Unit)

Rekaman yang beredar di media sosial memperlihatkan momen dramatis ketika dua pria Palestina tersebut keluar dari gedung di Jenin dengan tangan terangkat. Keduanya juga mengangkat baju untuk membuktikan bahwa mereka tidak menyembunyikan bahan peledak atau senjata di tubuh mereka.

Namun, pasukan Israel kemudian mengarahkan mereka kembali ke dalam gedung dan menembak keduanya dari dekat. Menurut seorang jurnalis Reuters di lokasi, dua tubuh pria tersebut tampak tergeletak tak bernyawa setelah suara tembakan terdengar.

Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi kematian kedua pria tersebut. Korban tewas diketahui bernama Al-Muntasir Billah Abdullah yang berusia 26 tahun dan Youssef Asasa yang berusia 37 tahun. Gubernur Jenin mengecam tindakan tersebut dan menuntut adanya akuntabilitas.

“Ini adalah eksekusi berdarah dingin terhadap dua pemuda yang tidak bersenjata dan sudah menyerah. Mereka yang melepas tembakan harus bertanggung jawab, tapi saya ragu otoritas Israel akan melakukan penyelidikan yang serius,” ujar Gubernur Jenin Kamal Abu al-Rub, dilansir The Straits Times

2. Israel klaim korban terafiliasi jaringan teroris

ilustrasi bendera Israel. (unsplash.com/Stanislav Vdovin)

Militer Israel (IDF) dan Kepolisian Israel mengeluarkan pernyataan bersama yang mengklaim kedua pria tersebut terafiliasi dengan jaringan teror. Mereka menuduh kedua korban pernah terlibat dalam aktivitas pelemparan bahan peledak dan penembakan terhadap pasukan Israel.

Menurut versi IDF, pasukan mereka telah mengepung gedung dan melakukan prosedur penyerahan diri yang berlangsung selama beberapa jam. Namun, IDF tidak menjelaskan mengapa tembakan dilepaskan ke arah orang yang sudah menyerah.

Pihak militer Israel menyatakan insiden ini sedang dalam peninjauan oleh komandan di lapangan dan akan diteruskan ke badan profesional terkait. Di sisi lain, Menteri Keamanan Nasional Israel yang berhaluan kanan-jauh, Itamar Ben-Gvir, justru memberikan pujian kepada para tentara yang terlibat.

“Saya mendukung penuh para pejuang Polisi Perbatasan dan prajurit IDF yang menembaki teroris yang keluar dari gedung di Jenin. Para pejuang bertindak persis seperti yang diharapkan dari mereka, teroris harus mati!” tulis Ben-Gvir di media sosial, dilansir CNN.

3. Otoritas Palestina dan Hamas kecam eksekusi

ilustrasi bendera Palestina. (unsplash.com/Moslem Danesh)

Otoritas Palestina (PA) mengutuk pembunuhan tersebut dan menyebutnya sebagai eksekusi lapangan yang brutal. Kementerian Luar Negeri Palestina mendesak komunitas internasional untuk segera turun tangan guna menghentikan aksi pembunuhan Israel.

Kelompok Hamas turut mengecam insiden di Jenin ini. Mereka menyebut tentara Israel semakin sering melakukan eksekusi dan meminta dunia untuk tidak tinggal diam terhadap pelanggaran ini. Hamas sendiri tidak mengklaim kedua korban sebagai anggota mereka.

Insiden penembakan ini terjadi di tengah operasi militer Israel yang semakin intensif di wilayah utara Tepi Barat, termasuk di kota Tubas. Pasukan Israel telah melakukan penggerebekan di lebih dari 200 lokasi dan menangkap puluhan orang dalam upaya yang mereka klaim sebagai pemberantasan kelompok bersenjata.

Amnesty International dan berbagai kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan tentang lonjakan kekerasan di Tepi Barat. PBB mencatat lebih dari 1.000 warga Palestina telah tewas oleh tentara atau pemukim Israel di wilayah tersebut sejak konflik memanas pada Oktober 2023.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team