Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bantuan untuk warga Gaza di Palestina. (dok. INH)

Intinya sih...

  • Lebih dari 30 warga Palestina tewas dan hampir 170 terluka di Gaza selatan, dekat lokasi distribusi makanan.
  • Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan rumah sakit lapangan di Rafah menerima 179 korban, sebagian besar dengan luka tembak atau pecahan peluru.

Jakarta, IDN Times - Lebih dari 30 warga Palestina tewas dan hampir 170 lainnya terluka pada Minggu (1/6/2025) di Gaza selatan, dekat lokasi distribusi makanan. Para saksi melaporkan tentara Israel menembaki orang-orang yang mencoba mengumpulkan bantuan, namun Israel membantahnya.

Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang berbasis di Amerika Serikat (AS) mengatakan, makanan dibagikan tanpa insiden pada Minggu di titik distribusi di Rafah dan tidak ada kematian atau cedera. GHF merilis video tanpa tanggal untuk mendukung pernyataannya yang memperlihatkan puluhan orang berkumpul di sekitar tumpukan kotak.

Namun, para saksi mengatakan militer Israel melepaskan tembakan saat ribuan warga Palestina berkumpul untuk menerima bantuan makanan. Militer Israel mengatakan, penyelidikan awal menemukan tentara tidak menembaki warga sipil saat mereka berada di dekat atau di dalam lokasi distribusi.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikendalikan Hamas mengatakan, 31 orang tewas dengan satu luka tembak di kepala atau dada akibat tembakan Israel saat mereka berkumpul di area distribusi bantuan distrik Al-Alam di Rafah. Kementerian menambahkan, 169 orang terluka.

Selain tembakan Israel, warga dan petugas medis mengatakan, tank Israel telah menembaki ribuan orang dalam perjalanan menuju lokasi Rafah.

1. ICRC: jumlah tertinggi korban dalam satu insiden

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan, rumah sakit lapangannya di Rafah menerima 179 korban. Sebagian besar dengan luka tembak atau pecahan peluru.

"Semua pasien mengatakan mereka telah mencoba mencapai lokasi distribusi bantuan. Ini adalah jumlah tertinggi korban luka senjata dalam satu insiden sejak didirikannya rumah sakit lapangan lebih dari setahun yang lalu," kata ICRC, dikutip dari The Japan Times.

PBB mengatakan, sebagian besar dari 2 juta penduduk Gaza berisiko kelaparan setelah blokade Israel selama 11 minggu terhadap bantuan yang memasuki jalur tersebut.

2. PBB sebut GHF tak mengikuti prinsip kemanusiaan

pemandangan reruntuhan di Gaza. (pixabay.com/hosnysalah)

Yayasan Kemanusiaan Gaza meluncurkan lokasi distribusi pertamanya minggu lalu dan mengatakan akan meluncurkan lebih banyak lagi. Militer Israel menyatakan, GHF telah mendirikan empat lokasi sejauh ini.

Rencana bantuan organisasi tersebut, yang mengabaikan kelompok bantuan tradisional, telah mendapat kritik keras dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi kemanusiaan, yang mengatakan GHF tidak mengikuti prinsip-prinsip kemanusiaan.

Terjadi kekacauan saat warga Gaza yang kelaparan menyerbu lokasinya minggu lalu. Hamas melaporkan kematian dan cedera dalam kerusuhan tersebut, dan Israel mengatakan pasukannya melepaskan tembakan peringatan.

Pasalnya, titik distribusi GHF sedikit dan semuanya berada di Gaza selatan, pejabat PBB mengatakan rencananya memaksa warga Palestina, terutama di utara, untuk pindah dan menghadapi kondisi yang tidak aman.

3. Distribusi makanan jadi 'perangkap' kematian

Philippe Lazzarini, kepala badan bantuan Palestina PBB, mengutuk kematian tersebut. Lewat akun X. Ia mengatakan, distribusi bantuan telah menjadi perangkap kematian.

Kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas menuduh Israel menggunakan bantuan sebagai senjata, digunakan untuk mengeksploitasi warga sipil yang kelaparan dan mengumpulkan mereka secara paksa di zona pembunuhan yang terbuka, yang dikelola dan dipantau oleh militer Israel.

Di Rumah Sakit Nasser di dekat kota Khan Younis tempat beberapa korban dibawa, paramedis Gaza Abu Tareq mengatakan, “Situasi tragis di tempat ini. Saya menyarankan mereka agar tidak ada yang pergi ke tempat pengiriman bantuan."

Israel menyangkal orang-orang di Gaza kelaparan karena tindakannya, dengan mengatakan bahwa Israel memfasilitasi pengiriman bantuan dan menunjuk pada dukungannya terhadap pusat distribusi GHF yang baru dan persetujuannya bagi truk bantuan lainnya untuk memasuki Gaza. Presiden AS Donald Trump mengatakan bulan lalu, banyak orang di Gaza kelaparan.

Israel menuduh Hamas mencuri pasokan yang ditujukan untuk warga sipil dan menggunakannya untuk memperkuat cengkeramannya di Gaza. Hamas membantah telah menjarah pasokan dan telah mengeksekusi sejumlah tersangka penjarah.

Mesir dan Qatar mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama, mereka terus berupaya untuk mengatasi perselisihan dan mencapai gencatan senjata. Hamas menyambut baik upaya tersebut dan menyatakan kesiapannya untuk segera memulai putaran negosiasi tidak langsung untuk mencapai kesepakatan, kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

Israel memulai serangannya di Gaza sebagai respons atas serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan Israel, dan menyebabkan 251 orang disandera di Gaza. Serangan Israel telah menghancurkan sebagian besar Gaza, menewaskan lebih dari 54 ribu warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar bangunan.

Sebagian besar penduduk sekarang tinggal di tempat penampungan di kamp-kamp darurat.

Editorial Team