Dilansir dari Euro News, Israel telah berulang kali menyatakan tidak akan mengizinkan armada GSF mencapai Jalur Gaza. Mereka juga mengklaim bahwa konvoi tersebut diorganisir oleh Hamas tanpa adanya bukti
“Jika keinginan asli para peserta armada adalah untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan bukan melayani Hamas, Israel meminta kapal-kapal tersebut untuk berlabuh di Ashkelon Marina dan menurunkan bantuan di sana, yang kemudian akan dikirimkan secara terkoordinasi ke Jalur Gaza,” tulis Kementerian Luar Negeri Israel di X pada Senin (22/9/2025).
Aktivis asal Brasil yang ikut berpartisipasi dalam misi GSF, Thiago Ávila, mengatakan bahwa kelompok tersebut tidak akan meninggalkan misi mereka.
“Global Sumud Flotilla adalah misi damai, tanpa kekerasan, dan bersifat kemanusiaan, yang mematuhi hukum internasional, sebagaimana ditegaskan dalam putusan sementara ICJ (Mahkamah Internasional) bahwa tidak ada negara yang boleh menghalangi bantuan kemanusiaan yang mencoba masuk ke Gaza,” kata Ávila dalam video di Instagram.
Armada GSF merupakan armada sipil yang terdiri dari lebih dari 50 kapal kecil dari 44 negara, dengan tujuan menembus blokade Israel di Gaza. Salah satu tokoh terkenal yang berpartisipasi dalam misi ini adalah aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg.
Sejak armada bantuan tersebut berlayar dari Spanyol pada awal September, para aktivis telah melaporkan beberapa serangan terhadap konvoi tersebut, termasuk terhadap beberapa kapal di perairan Yunani pada Selasa, serta dua kapal utama di perairan Tunisia awal bulan ini. Israel sendiri telah dua kali menggagalkan upaya GSF untuk mencapai Gaza melalui laut pada Juni dan Juli.