Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tentara (unsplash.com/Chris Henry)
ilustrasi tentara (unsplash.com/Chris Henry)

Jakarta, IDN Times - Mantan tentara Inggris, Daniel Khalife, dijatuhi hukuman 14 tahun penjara oleh pengadilan karena menjadi mata-mata untuk Iran. Pengadilan mengatakan, Khalife telah memulai rencana berbahaya yang melibatkan penyampaian informasi sensitif kepada intelijen Teheran untuk mendapatkan uang tunai.

Mantan tentara yang ibunya berkewarganegaraan Iran itu mengumpulkan informasi selama dua setengah tahun saat ditempatkan di Inggris dan Amerika Serikat (AS). Informasi yang dikumpulkannya termasuk nama-nama personel pasukan elite khusus.

"Sebagai seorang pemuda, Anda berpotensi menjadi prajurit teladan, tetapi melalui pelanggaran berulang kali terhadap sumpah tugas Anda, Anda menunjukkan diri Anda sebagai orang bodoh yang berbahaya," kata Hakim Bobbie Cheema-Grubb di Pengadilan Woolwich Crown di London pada Senin (3/2/2025), dikutip dari Euro News

Hukuman yang dijatuhkan kepada Khalife mencakup masing-masing 6 tahun karena melanggar Undang-Undang Rahasia Negara dan Undang-Undang Terorisme, serta 2 tahun 3 bulan karena melarikan diri dari penjara. Sebelumnya, mantan tentara itu dihukum atas tuduhan spionase dan terorisme, serta melarikan diri dari penjara pada 2023.

1. Khalife mengumpulkan informasi rahasia tentang pasukan khusus

Jaksa mengatakan, Khalife memainkan permainan sinis, dengan mengklaim ingin berkarier sebagai agen ganda untuk membantu badan intelijen Inggris. Faktanya, mantan tentara itu mengumpulkan materi rahasia.

Hakim mengatakan, Khalife telah mengeksploitasi kelemahan keamanan dalam sistem komputer personel militer untuk mengumpulkan nama-nama tentara, termasuk tujuh anggota pasukan khusus, yang mencakup informasi nomor dinas, pangkat, inisial, nama keluarga, dan unit mereka.

Perincian informasi itu sangat meningkatkan risiko dan efektivitas operasional mereka. Pihak berwenang Inggris mengatakan, Khalife menghadirkan risiko nyata terhadap keamanan nasional karena ancaman yang ditimbulkan oleh Iran. Polisi mencatat bahwa negata itu telah menggagalkan 20 rencana Teheran, termasuk rencana pembunuhan.

"Anda mengetahui bahwa Iran mempunyai teknologi yang dapat mengakses ponsel Anda dan melacak di mana Anda berada, dan dengan kesimpulan langsung, rekan-rekan Anda sedang bertugas," kata pengadilan, dilaporkan oleh The Guardian.

2. Dalih hubungan dengan Iran sebagai taktik menjadi agen ganda Inggris

ilustrasi bendera Iran (pexels.com/Engin Akyurt)

Para juri menolak kesaksian bahwa Khalife mencoba bekerja untuk Inggris sebagai agen ganda. Mantan tentara tersebut bersaksi bahwa dia telah berhubungan dengan orang-orang di pemerintahan Iran. Hal tersebut dianggap sebagai bagian dari taktik untuk akhirnya menjadi agen ganda bagi Inggris.

Khalife mengatakan sebagian besar materi yang diberikan kepada Iran adalah hasil rekayasa dirinya atau dokumen yang tersedia online, dan tidak mengungkap rahasia tentara Inggris.

Pengacara mantan tentara itu, Gul Nawaz Hussain, membedakan antara 007 dan Scooby Doo dalam hal kemampuan dan tindakan Khalife. Dia mengatakan bahwa Khalife tidak didorong oleh kebencian, keserakahan, semangat keagamaan, atau keyakinan ideologis. Menurutnya, jika dia benar-benar mata-mata, dia tidak akan berperilaku seperti itu.

Kasus spionase Khalife tidak mendapat banyak perhatian sampai dia melarikan diri dari penjara Wandsworth dengan berada di bawah truk pengantar makanan pada September 2023. Dia melarikan diri selama tiga hari, sebelum akhirnya ditangkap di sepanjang jalur kanal di London. Khalife mengaku bersalah atas pelariannya, tetapi terus menentang tuduhan mata-mata.

3. Khalife berhubungan dengan Iran saat ditugaskan di AS

ilustrasi tentara (unsplash.com/Scandinavian Backlash)

Pejabat keamanan Inggris tidak mengetahui kontak Khalife dengan Iran sampai pria itu menghubungi MI6, Badan Intelijen Luar Negeri Inggris, untuk menawarkan jasanya sebagai agen ganda. Khalife menghubungi badan itu secara anonim, dengan mengatakan dirinya telah mendapat kepercayaan dari petugas Teheran.

Pada usia 17 tahun, Khalife menghubungi seorang pria yang memiliki koneksi dengan intelijen Iran dan mulai menyampaikan informasi. Pria itu diduga tetap berhubungan dengan petugas Teheran saat ditugaskan di Fort Hood, Texas di AS, ketika diberi izin keamanan NATO tingkat tertinggi kedua, mengutip Al Jazeera.

Menurut pihak berwenang, Khalife juga melakukan perjalanan ke Turki untuk bertemu dengan petugas Iran yang menanganinya, dan dua kali mengumpulkan uang sebagai imbalan atas informasi tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team