Petugas kepolisian menggunakan anjing pelacak untuk mencari jejak sementara bendera raksasa dipasang di bagian monumen bersejarah Victroria Memorial, ditengah perayaan Hari Kemerdekaan India di Kolkata, India, Minggu (15/8/2021) (ANTARA FOTO/REUTERS/Rupak De Chowdhuri)
Enam tahun lalu, para pemimpin dunia mencapai perjanjian internasional yang mengikat secara hukum tentang perubahan iklim yang disebut Perjanjian Paris.
Inilah komitmen India saat itu:
- Untuk mengurangi intensitas emisi dari PDB sebesar 33 persen menjadi 35 persen pada tahun 2030 dari tingkat tahun 2005. Ini mengukur jumlah gas rumah kaca yang dipancarkan per rupee India dari PDB. Pengurangan intensitas emisi tidak selalu berarti penurunan jumlah total gas rumah kaca dari atmosfer.
- Pada tahun 2030, sekitar 40 persen dari semua tenaga listrik akan berasal dari sumber terbarukan seperti angin dan matahari. Bulan lalu, ketika Modi berpidato di Majelis Umum PBB, dia mengatakan India berada di jalur yang tepat untuk mencapai 450 gigawatt target energi terbarukan pada tahun 2030. Itu pada dasarnya akan melipatgandakan kapasitas terbarukan negara itu dalam waktu kurang dari satu dekade.
- India bertujuan untuk menanam cukup banyak pohon dan menutupi sepertiga dari luas daratannya dengan hutan pada tahun 2030. Tujuannya adalah untuk menyerap sekitar 2,5 miliar ton hingga 3 miliar ton karbon dioksida dari atmosfer.
Para pejabat India mengatakan, negara itu berada di jalur yang tepat untuk memenuhi komitmen Perjanjian Paris. Tetapi konsorsium Climate Action Tracker, yang melacak aksi, kebijakan, dan target iklim pemerintah, menilai komitmen India itu sangat tidak memadai.