Ilustrasi peta Tiongkok. (Unsplash.com/Liam Read)
Selain berbagi keprihatinan yang mendalam soal program senjata pemusnah massal dan rudal balistik Korea Utara, ketiga negara juga menyoroti "pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan".
Dalam pernyataan bersamanya, ketiga negara juga berbagi keprihatinan soal kegiatan yang tidak sesuai basis aturan internasional, dan menekankan pentingnya kebebasan navigasi dan penerbangan. Mereka menegaskan kembali bahwa "semua perselisihan harus diselesaikan dengan cara damai sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional".
Disebutkan bahwa pertemuan ini merupakan pertemuan tatap muka pertama para menteri sejak November 2019, dikutip dari Kyodo News.
Jepang, AS, dan Korsel juga sepakat untuk memperdalam kerja sama keamanan trilateral untuk mempromosikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, termasuk berbagi informasi, konsultasi kebijakan tingkat tinggi, dan latihan gabungan.
Terkait ketegangan kawasan yang meningkat yang dipicu oleh kegiatan militer Korut dan China, mereka menyatakan penentangan yang kuat terhadap setiap tindakan sepihak yang berusaha mengubah status quo dan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
China dalam dua tahun terakhir, meningkatkan tekanan pada Taiwan dengan mengirim pesawat militer ke zona pertahanan udara Taiwan. Pulau demokrasi yang memiliki pemerintahan sendiri itu, diklaim oleh Beijing sebagai wilayahnya dan akan dipersatukan kembali 'dengan kekerasan jika perlu'.