Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. (x.com/khamenei_ir)
Pekan ini, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyampaikan pidato yang mengatakan bahwa negaranya tidak pernah menyerah pada tekanan terkait masalah pengayaan uranium dan tidak akan pernah melakukannya. Alasannya, pengayaan uranium berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk pertanian, lingkungan, energi listrik, kedokteran, industri, dan bidang lainnya.
"Mereka datang dan membom fasilitas pengayaan uranium Iran di berbagai tempat. Namun, pengayaan uranium adalah ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan tidak dapat dihancurkan. Ilmu pengetahuan tidak dapat dihilangkan dengan bom, ancaman, dan hal-hal semacam itu," kata Khamenei, dikutip dari X.
"Hari ini, kami telah mencapai tingkat kemajuan yang tinggi dalam pengayaan uranium. Sementara, negara-negara yang bertujuan mengembangkan senjata nuklir mengayakan uranium hingga 90 persen, kami membatasi pengayaan pada 60 persen karena kami tidak memerlukan senjata semacam itu dan tidak berniat mengejar senjata nuklir," sambungnya.
Khamenei menjelaskan bahwa terdapat 10 negara di dunia yang mampu melakukan pengayaan uranium, salah satunya adalah Iran. Namun, 9 negara lainnya memiliki bom nuklir, sementara Iran tidak memilikinya. Ia juga menyebut meski negaranya memiliki kemampuan pengayaan, tetapi Teheran tidak akan memiliki bom nuklir karena tidak berniat menggunakan senjata nuklir.
Pemimpin tertinggi Iran tersebut menggarisbawahi bahwa dalam situasi saat ini, bernegosiasi dengan pemerintah AS tidak akan bermanfaat bagi kepentingan negaranya. Sebab, Washington telah menentukan hasil negosiasi secara sepihak, yakni penghentian pengayaan nuklir di Iran. Menurutnya, ini bukan negosiasi, tetapi perintah.