Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Warga Amerika-Israel Ditangkap, Diduga Jadi Mata-mata Iran

bendera Israel (unsplash.com/Taylor Brandon)
bendera Israel (unsplash.com/Taylor Brandon)
Intinya sih...
  • Perl memberikan informasi intelijen tentang tokoh publik dan warga Israel, serta mengambil foto dan video di seluruh negeri untuk Iran.
  • Perl didakwa membantu musuh di masa perang, memberikan informasi intelijen yang membahayakan keamanan nasional, dan memberikan intelijen yang menguntungkan musuh.
  • Sejak 7 Oktober 2023, polisi Israel telah menyelidiki lebih dari 25 kasus spionase terkait Iran, menyebabkan sekitar 46 penangkapan. Agen Iran merekrut warga Israel melalui media sosial untuk tujuan spionase.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang Israel mengumumkan telah menangkap seorang warga berkewarganegaraan ganda Amerika-Israel karena dicurigai menjadi mata-mata untuk Iran. Ia dituduh memberikan informasi tentang tokoh publik serta mengirimkan video dan foto situs-situs di seluruh negeri kepada agen Iran.

Yaakov Perl, 49 tahun, ditangkap pada 4 September setelah dilakukannya penyelidikan oleh badan keamanan Shin Bet dan Unit Kejahatan Nasional kepolisian Israel. Pihak berwenang mengatakan, Perl selama beberapa tahun terakhir tinggal di Maroko, dan pertama kali menghubungi kedutaan Iran di sana pada 2017.

Ia pernah mengajukan suaka untuk dirinya dan keluarganya, tetapi tidak mendapat tanggapan. Pada 2023, ia mulai berinteraksi dengan media yang berafiliasi dengan Iran di Telegram, dan menerbitkan konten yang mengkritisi Israel dan Zionisme.

1. Pejabat yang diintai termasuk kepala staf militer Israel Herzi Halevi dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir

Pada Januari 2025, Perl menulis sebuah artikel yang dianggap mendukung Hizbullah setelah pembunuhan pemimpin kelompok tersebut, Hassan Nasrallah, oleh Israel. Agen Iran kemudian menghubunginya dan menawarkan kerja sama.

Perl setuju dan berusaha merekrut orang-orang di Israel dan luar negeri untuk bekerja dengannya. Ketika upaya tersebut gagal, ia akhirnya pergi sendiri ke Israel pada Juli dan mulai mengumpulkan informasi intelijen sesuai arahan dari pihak Iran.

“Dia memberikan informasi kepada pihak Iran mengenai tokoh publik dan warga Israel, termasuk mantan Kepala Staf IDF Herzi Halevi dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir. Sebagai bagian dari kegiatannya, Perl juga mengambil foto dan video berbagai jalan serta lokasi di seluruh Israel," kata polisi dan Shin Bet.

Seperti kebanyakan agen lainnya yang direkrut Iran, Perl menerima bayaran dalam bentuk mata uang kripto dan telah menghasilkan sedikitnya 15 ribu dolar AS (sekitar Rp250 juta). Pejabat mengatakan tindakannya sepenuhnya didasari oleh motif ideologis dan penentangan terhadap Zionisme

2. Didakwa dengan tuduhan membantu musuh

Dilansir dari The Times of Israel, Perl telah didakwa di Pengadilan Distrik Tel Aviv dengan tuduhan membantu musuh di masa perang, memberikan informasi intelijen kepada musuh dengan tujuan membahayakan keamanan nasional, serta memberikan intelijen kepada musuh yang dapat menguntungkan mereka.

Menanggapi kabar penangkapan Perl, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa mereka menempatkan keselamatan dan keamanan warga negara AS sebagai prioritas utama.

“Setiap kali seorang warga AS ditahan di luar negeri, departemen akan berupaya memberikan bantuan konsuler sesuai dengan hukum AS serta tanggung jawab kami berdasarkan hukum AS dan hukum internasional,” kata juru bicara tersebut, dikutip dari CNN. Ia tidak memberikan komentar lebih lanjut karena alasan privasi.

3. Sekitar 46 penangkapan terjadi sejak 7 Oktober 2023

Sejak 7 Oktober 2023, polisi Israel telah menyelidiki lebih dari 25 kasus terkait aktivitas spionase yang berhubungan dengan Iran, menyebabkan sekitar 46 penangkapan. Pekan lalu, Pengadilan Distrik Yerusalem menjatuhkan vonis terhadap Elimelech Stern, seorang mahasiswa yeshiva ultra-Ortodoks berusia 22 tahun, atas tuduhan memata-matai untuk Iran.

Menurut pihak berwenang, agen Iran merekrut warga Israel untuk tujuan spionase melalui media sosial, khususnya aplikasi Telegram. Mereka awalnya diberikan tugas-tugas sederhana, yang seiring waktu berkembang menjadi pelanggaran yang lebih serius, seperti pengumpulan intelijen dan perencanaan pembunuhan. Meningkatnya jumlah mata-mata Iran bahkan mendorong Israel untuk membuka ruangan baru khusus untuk mereka di penjara Damon, Haifa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Waspada Sabotase Muktamar, PPP: Pelaku Ribut Bukan Pengurus DPW-DPC

27 Sep 2025, 19:18 WIBNews