Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Jepang. (Unsplash.com/ Roméo A.)
Bendera Jepang. (Unsplash.com/ Roméo A.)

Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS), Howard Lutnick, telah mengindikasikan bahwa mobil dari semua negara akan dikenakan tarif otomotif baru dan Jepang tidak akan dikecualikan, kendati Tokyo adalah sekutu AS.

"Ini harus menjadi tarif mobil di mana-mana. Itulah intinya. Langkah tersebut tidak boleh membuat Jepang memiliki keuntungan yang tidak adil atas Korea Selatan, Jerman, atau di mana pun," ujarnya, dikutip dari NHK News pada Sabtu (15/3/2025).

Hal ini disampaikannya saat menjawab pertanyaan dari pembawa acara Fox Business Network pada 14 Maret 2025, yang merujuk pada rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif otomotif sekitar 25 persen yang akan berlaku pada 2 April mendatang.

1. Kenaikan tarif otomotif AS akan memukul industri mobil Jepang

Ilustrasi mobil-mobil di Jepang. (unsplash.com/Redd Francisco)

Lutnick mencatat bahwa Trump mengatakan ada 5 industri utama yang penting bagi keamanan nasional AS, antara lain baja dan aluminium, mobil, serta semikonduktor. Ia mengatakan sektor otomotif adalah kemampuan manufaktur fundamental, yang digambarkannya sebagai yang paling penting dalam daftar tersebut. 

Saat ini, Washington mengenakan tarif sebesar 2,5 persen pada mobil-mobil impor. Ada kekhawatiran yang berkembang di Jepang bahwa jika tarif dinaikkan menjadi 25 persen, hal itu dapat memberikan pukulan besar bagi industri mobil Jepang.

Pungutan tarif otomotif tersebut bersamaan dengan tarif timbal balik, yang menargetkan impor dari semua negara dengan bea yang sama.

2. Nilai ekspor mobil Jepang ke AS mencapai Rp656,7 triliun pada tahun lalu

Pada 2024, ekspor mobil Jepang ke AS mencapai lebih dari 6 triliun yen atau sekitar Rp656,7 triliun. Menurut data perdagangan resmi Jepang, negaranya mengirimkan sekitar 1,37 juta kendaraan ke AS yang mencakup 28,3 persen dari total ekspornya ke ekonomi terbesar di dunia dalam hal nilai.

Tokyo tidak mengenakan tarif pada mobil, truk, atau bus impor. Tetapi, Trump terus-menerus mengeluh bahwa sangat sedikit mobil AS yang dikendarai di Jepang dan banyak negara lain. Terkait Jepang, para pembantu Trump mengklaim bahwa merek mobil Amerika tidak popular karena hambatan struktural, seperti peraturan keselamatan.

Tokyo telah gagal mendapatkan jaminan bahwa akan dibebaskan dari tarif yang lebih tinggi. Hal ini terjadi saat Menteri Perdagangan Jepang Yoji Muto bertemu dengan Lutnick baru-baru ini.

3. Jepang meminta dibebaskan dari rencana tarif otomotif dan tarif timbal balik

Menteri Luar Negeri Jepang, Takeshi Iwaya. (x.com/MofaJapan_en)

Pada Kamis (13/3/2025) , Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang, Takeshi Iwaya, telah menyampaikan kekhawatiran Tokyo ke Menlu AS Marco Rubio bahwa penerapan tarif pada semua impor baja dan aluminium oleh Trump sangat disesalkan.

Iwaya telah meminta pemerintahan Trump untuk membebaskan Tokyo dari rencana tarif otomotif dan tarif timbal balik. Hal ini sejalan dengan kesepakatan Perdana Menteri Shigeru Ishiba dengan Trump pada bulan lalu selama pertemuan puncak mereka di Gedung Putih, guna memperkuat aliansi bilateral.

Pertemuan Iwaya dan Rubio terjadi setelah Trump mengeluh bahwa perjanjian keamanan jangka panjang negaranya dengan Negeri Sakura bersifat sepihak. Trump telah meningkatkan tekanan pada sekutu yang menyerukan peningkatan anggaran pertahanan mereka dan membeli lebih banyak produk Amerika.

"Saya mencintai Jepang. Kami memiliki hubungan yang baik dengan Jepang, tetapi kami memiliki kesepakatan yang menarik dengan Jepang. Kami harus melindungi mereka, tetapi mereka tidak harus melindungi kami," kata Trump, dikutip dari Kyodo News.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRahmah N