Berdasarkan laporan Migrasi Penduduk Jepang pada 2023, terdapat lebih dari 68 ribu orang yang pindah ke Tokyo dibandingkan ke wilayah lain dengan tujuan meningkatkan pendidikan dan mendapatkan peluang kerja, dan sebagian besar dari mereka adalah perempuan. Hal ini telah menjadikan Tokyo sebagai kota terpadat di dunia dengan total penduduk lebih dari 37 juta jiwa.
Namun, perpindahan besar-besaran ke Tokyo berdampak pada menurunnya populasi di pedesaan, mengakibatkan persebaran penduduk yang tidak merata. Wilayah pedesaan banyak kekurangan tenaga kerja dan banyak fasilitas umum tutup, sehingga pembangunan desa menjadi terhambat.
Dilansir Vice, diperkirakan pada 2040, sebanyak 869 kotamadya akan hilang jika tren ini terus berlanjut.
Dengan pemberian insentif ini, pemerintah Jepang berharap dapat meningkatkan perekonomian dan pembangunan desa melalui pemerataan penduduk. Bahkan, pemerintah Jepang juga akan menanggung biaya perjalanan untuk menghadiri acara pernikahan di pedesaan.
Sebelumnya, pemerintah juga menawarkan insentif sebesar 3 juta yen Jepang atau setara Rp326 juta pada 2019 untuk keluarga di Tokyo yang pindah ke pedesaan guna membuka usaha, bekerja di pedesaan, atau bekerja jarak jauh.
Meskipun program ini didanai oleh pemerintah pusat dan daerah, masih sedikit orang yang ikut serta dalam program ini. Awalnya hanya 71 orang yang berpartisipasi dan kemudian meningkat menjadi 2.381 orang pada tahun 2021, dikutip dari SCMP.