Jerawat adalah salah satu masalah kulit yang dianggap paling menyebalkan oleh banyak anak muda. Bagi orang yang berkulit sensitif, salah makan sedikit saja atau terkena cuaca buruk sebentar saja bisa berdampak pada kondisi kulit.
Oleh karena itu, tak sedikit yang berusaha mati-matian untuk menyembunyikan atau menghilangkan jerawat yang datang. Namun, perempuan satu ini punya cara unik untuk menghadapi jerawat yang tak pernah menghilang.
Izumi Tutti adalah seorang ilustrator asal Prancis. Kepada BuzzFeed Tutti mengaku bahwa ia selalu memiliki jerawat sejak remaja. Ia berkata telah mencoba beragam cara untuk menghilangkan jerawat-jerawat tersebut, tapi tak pernah berhasil. Akhirnya, ia menemukan solusi untuk tak lagi merasa terganggu dengan kehadiran benjolan-benjolan kecil berwarna kemerahan itu.
"Aku mulai menggambar konstelasi-konstelasi bintang di wajahku setelah membaca sebuah artikel tentang kecantikan bintik-bintik di wajah. Aku sering mendengar bahwa bintik-bintik itu dianggap sebagai ketidaksempurnaan dan bukan sesuatu yang cantik, jadi aku bertanya-tanya apakah aku bisa melihat adanya keindahan dalam jerawat dan bekas lukaku juga," ujarnya.
"Aku memandangi kulitku di depan kaca dan melihat jerawat-jerawatku nampak seperti konstelasi Big Dipper (salah satu bentuk konstelasi -red.). Kemudian aku berpikir akan menyenangkan untuk menghubungkan titik-titik (jerawat) itu. Aku berpikir hasilnya sangat cantik dan aku memutuskan melakukannya lagi."
Tutti kerap kali merasa tak percaya karena merasa penampilannya berbeda. "Sejak kecil aku memiliki perasaan rendah diri. Setiap kali aku membaca majalah atau menonton televisi, aku selalu melihat penampilan fisik yang sama," Tutti menambahkan bahwa,"Dulu aku merasa kita diajarkan bahwa hanya penampilan tertentu yang akan membuatmu bahagia."
Bagi yang pernah atau sedang berjerawat pasti merasa jerawat itu sangat keras kepala karena sulit sekali pergi dari kulit kita, seakan-akan kita tak punya kuasa apapun atasnya. Tutti pun merasakan hal serupa. Setelah menggambari wajahnya, ia meyakini dirinya bisa mengontrol jerawat itu akan terlihat seperti apa: semakin memperburuknya atau justru mempercantiknya.
Karena apa yang dirasakannya secara pribadi, Tutti semakin memperbanyak waktu untuk membaca tulisan-tulisan yang berkaitan tentang penerimaan yang baik atas kondisi dan bentuk tubuh manusia -- di mana tak pernah ada yang benar-benar sama. Dari situ, ia menyimpulkan bahwa penampilan fisik bukan hal utama dalam hidup, dan bahwa standar kecantikan itu selalu berubah.
"Aku semakin memahami bahwa menjadi cantik itu bukan pencapaian terbesar yang bisa diraih seseorang, dan bahwa ide tentang kecantikan berubah setiap waktu. Ini adalah konstruksi sosial dan kecantikan tak hanya dimiliki satu jenis wajah. Aku pikir kita benar-benar perlu menunjukkan dan merayakan tubuh manusia dalam segala bentuknya," tegas Tutti.