Melansir The Guardian, dalam beberapa pekan terakhir Jerman dilaporkan telah memberikan penawaran kompensasi kepada kerabat korban sebesar 10 juta euro (Rp149,2 miliar) dan dikurangi 4,6 juta euro (Rp68,6 miliar) yang telah dibayarkan pada 1972 dan 2002.
Ankie Spitzer, janda dari Andre Spitzer, pelatih anggar Israel yang merupakan salah satu korban menganggap tawaran kompensasi sebelumnya sebagai lelucon dan penghinaan, dan menyampaikan akan memboikot upacara peringatan, juga menyerukan kepada Presiden Israel, Isaac Herzog, untuk tidak hadir dalam acara peringatan.
"Jika mereka tidak membayar kompensasi sesuai standar internasional, kami tidak akan datang sama sekali,” kata Spitzer, seraya menambahkan bahwa keluarga para korban akan mengambil bagian dalam acara peringatan di Israel pada 21 September, yang merupakan peringatan 50 tahun pembantaian menurut kalender Ibrani.
Namun, Eyal Shapira, putra mendiang pelatih atletik Amitzur Shapira mengkritik Spitzer karena hanya fokus pada masalah pembayaran kompensasi.
“Mengondisikan partisipasi mereka di acara tersebut untuk meningkatkan kompensasi oleh Jerman dan mendorong masalah keuangan ke garis depan wacana merusak ingatan dan martabat orang yang terbunuh,” katanya.