Jet Israel Bom Sejumlah Permukiman di Lebanon Selatan

29 Jul 2024, 07:35 WIB

potret pemandangan kota di Lebanon (pexels.com/@nate-hovee-3069537)

Jakarta, IDN Times - Sejumlah jet milik Israel membombardir lima kota dan desa di Lebanon selatan setelah salah satu politisinya menuduh gerakan Hizbullah sebagai pelaku serangan maut di Dataran Tinggi Golan, begitu laporan televisi Lebanon Al-Manar pada Minggu (28/7/2024).

Menurut militer Israel, serangan di Dataran Tinggi Golan itu menewaskan 12 pemuda dan anak-anak. Hizbullah membantah pihaknya terlibat dalam serangan tersebut, dikutip dari ANTARA, Senin (29/7/2024). Meski begitu, pejabat Israel mulai menyatakan perang melawan Hizbullah dan Lebanon akan segera terjadi.

1. Israel serang dua kota di Lebanon selatan

Menurut laporan Al-Manar, pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara di Khiam dan Kfarkela, serta ke daerah-daerah pinggiran Aabbasiyyeh dan Borj El Chmali, distrik Tyre, Lebanon selatan.

Selain itu menurut saluran televisi tersebut, Israel menembakkan sebuah peluru kendali ke Desa Tayr Harfa.

2. Lebanon mengutuk serangan ke Dataran Tinggi Golan

Lebanon mengutuk semua tindakan kekerasan dan serangan terhadap warga sipil setelah aksi serangan rudal di Druze, Majdal Shams daerah pendudukan Dataran Tinggi Golan. Pemerintah mendesak penghentian permusuhan segera.

"Menargetkan warga sipil adalah pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan," kata pemerintah Lebanon dalam sebuah pernyataan.

Ketua Parlemen, Nabih Berri, dalam pembicaraan teleponnya dengan Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon, Geir Pedersen, menegaskan kembali pihaknya dan kelompok perlawanan berkomitmen pada Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dan aturan keterlibatan yang melarang penargetan warga sipil. Resolusi yang diadopsi pada 2006 itu bertujuan untuk mengakhiri permusuhan antara Hizbullah dan Israel.

3. Ketegangan meningkat antara Israel dan Hizbullah

Para pendukung Hizbullah sedang merayakan parade di jalanan Lebanon. (twitter.com/AndyVermaut)

Sementara itu, ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan pasukan Israel saat Tel Aviv melanjutkan genosidanya terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Terkait dengan Dataran Tinggi Golan, sampai 1967, wilayah ini adalah bagian dari Quneitra di Suriah, yang sebagian besar dihuni oleh Druze, kelompok etnik Arab. Selama Perang Enam Hari pada 1967 serta perang keempat Arab-Israel di 1973, dua pertiga wilayah strategis ini direbut oleh Israel.

Pada 1981, negara Yahudi itu secara sepihak menyatakan kedaulatan atas wilayah tersebut. Namun, Dewan Keamanan PBB tidak mengakui penetapan itu. DK PBB menganggap Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Suriah.