Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Prototipe jet tempur KFX/IFX yang diluncurkan pada 2021. (Tangkapan layar YouTube Military Modeler)

Jakarta, IDN Times – Sekjen Kementerian Pertahanan periode 2010-2013, Eris Herryanto, mengatakan bahwa jet tempur KFX/IFX atau KF-21 Boramae berpeluang dipesan hingga 596 unit dari berbagai negara. Targetnya, pesawat ini bisa diproduksi massal mulai 2026.

Sebagai informasi, KF-21 Boramae merupakan pesawat yang dikembangkan oleh Indonesia dan Korea Selatan (Korsel). Pada proyek ini, pemerintah Korsel berkewajiban menanggung 60 persen cost share, Indonesia 20 persen, dan perusahaan Korea Aerospace Industries (KAI) 20 persen.

“Indonesia membutuhkan 48 unit dan Korea butuh 240 unit. Itu captive market-nya. Tapi disebut dalam berbagai studi bahwa KFX/IFX ini bisa dipesan sampai maksimum 596 unit (untuk kategori high priority market), dan perkiraan terendahnya adalah 160 unit,” kata Eris pada forum diskusi yang digelar di ASTHA District, Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2023).

1. Sudah banyak yang minat sebelum diproduksi massal

Forum diskusi seputar KFX/IFX yang digelar di ASTHA District, Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2023). (IDN Times/Vanny El Rahman)

Prediksi penjualan diperoleh Eris dari studi lembaga Janes. Negara yang masuk dalam daftar high priority market adalah India, Mesir, Turki, Israel, Arab Saudi, Singapura, Finlandia, dan Swedia.

Di samping itu, Janes juga mengeluarkan prediksi untuk kategori medium priority market, yang memperkirakan jumlah pesanan paling banyak mencapai 368 unit. Adapun negara yang masuk dalam daftar ini adalah Thailand, Taiwan, Uni Emirat Arab, Jepang, Brasil, China, dan Ukraina.

“Ini baru dikembangkan (dan sukses uji terbang) sudah ada yang memperkirakan siapa yang mau beli. Jadi ini bagus, sehingga memberikan semangat tambahan,” kata Eris, yang juga Ketua Forum Komunikasi Industri Pertahanan.

2. Jet tempur yang sesuai kebutuhan Indonesia

Prototipe jet tempur KFX/IFX yang diluncurkan pada 2021. (Tangkapan layar YouTube Military Modeler)

Menurut Eris, KF-21 Boramae bisa menjadi jet tempur yang menjawab kebutuhan TNI Angkatan Udara, karena desain dan fungsinya menyesuaikan dengan kepentingan Indonesia.

“KFX/IFX disesuaikan dengan kondisi landasan pacu yang pendek di Indonesia, yang rata-rata sekitar 1.800 meter. Jadi karena kita buat pesawatnya sendiri, maka kita bisa mendesain dan menghitungnya sesuai harapan kita,” kata Eris.

3. Potensi ekonomi dan pertahanan yang diperoleh Indonesia

Ilustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Eris pun menyinggung potensi ekonomi yang dihasilkan dari produksi KFX/IFX. Menurut kalkulasinya, Indonesia akan mendapatkan sekitar 20 persen dari hasil penjualan pesawat tersebut.

Dari aspek pertahanan, dia juga menyinggung soal respect yang akan diperoleh Indonesia sebagai negara produsen jet tempur.

“Hanya negara-negara tertentu yang mampu membuat pesawat tempur. Jadi ada semacam deterrent effect yang membuat Indonesia akan semmakin disegani,” kata Eris.

“Dan kita juga bisa menjadi bagian dari global supply chain. Yang berarti bisa menghidupkan industri pertahanan dalam negeri,” sambungnya.

Terlepas dari potensinya, Indonesia menghadapi permasalahan kesulitan bayar. Korsel mendesak Indonesia untuk melunasi cost share sekitar Rp14 triliun pada 2026. Sementara, postur APBN Indonesia hanya mampu mengalokasikan Rp1,25 triliun per tahun.

Editorial Team