Jet Tempur Israel Tak Sengaja Jatuhkan Bom di Area Permukiman Yahudi

Jakarta, IDN Times - Jet tempur Israel mengaku secara tidak sengaja menjatuhkan bom di kawasan permukiman Israel di dekat perbatasan Gaza. Mereka menyatakan bahwa kejadian pada Selasa (15/4/2025) malam itu akibat kerusakan teknis.
Bom tersebut jatuh di dekat kibbutz Nir Yitzhak, yang terletak sekitar 3,2 km dari perbatasan Gaza. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dan penyelidikan sedang dilakukan.
“Beberapa saat yang lalu, amunisi jatuh dari jet tempur IDF yang sedang dalam perjalanan menjalankan misi di Jalur Gaza. Amunisi tersebut mendarat di area terbuka dekat Nir Yitzhak akibat kerusakan teknis,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNN.
1. Bom mendarat di area pertanian
Warga setempat mengaku mendengar ledakan, namun mereka tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang mengejutkan. Pasalnya, suara seperti itu sudah sering terdengar akibat operasi militer Israel yang berlangsung di Jalur Gaza, dikutip dari Anadolu.
Juru bicara Nir Yitzhak mengatakan, bom mendarat di area pertanian desa. Pihaknya saat ini sedang berkoordinasi dengan pihak militer dan mengharapkan adanya penyelidikan menyeluruh terkait insiden itu.
Menurut Biro Pusat Statistik Israel, Nir Yitzhak memiliki populasi sekitar 550 orang. Desa ini merupakan salah satu desa yang diserang oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Menurut laporan media Israel pada Februari 2024, sekitar setengah dari penduduk desa tersebut telah kembali ke rumah mereka.
2. Kejadian serupa pernah terjadi tahun lalu
Insiden semacam ini bukan kali pertama terjadi. Pada Mei 2024, jet tempur Israel secara tidak sengaja menjatuhkan bom seberat 500 kilogram di desa Yated, yang berdekatan dengan Nir Yitzhak. Bom tersebut tidak meledak dan kemudian diambil oleh pasukan Israel.
Satu bulan kemudian, peluru atileri Israel yang ditembakkan di Gaza selatan menyimpang dari sasarannya dan mengenai area dekat pagar perbatasan. Serpihan peluru tersebut merusak sebuah mobil di Israel selatan.
3. Situasi kemanusiaan di Gaza semakin parah
Militer Israel kembali melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza pada 18 Maret 2025, menghancurkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang telah berlaku sejak Januari.
Mereka juga kembali menerapkan blokade total terhadap wilayah tersebut, mencegah masuknya bantuan penting seperti makanan, obat-obatan dan bahan bakar. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan di Gaza semakin tidak terkendali.
“Situasi kemanusiaan saat ini kemungkinan merupakan yang terburuk dalam 18 bulan sejak pecahnya permusuhan,” kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 51 ribu warga Palestina telah tewas sejak dimulainya serangan Israel pada Oktober 2023. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
Para pejabat Israel mengatakan bahwa serangan akan terus berlanjut sampai 59 sandera yang masih ditahan di Gaza dibebaskan dan Hamas didemiliterisasi. Namun, kelompok Palestina itu menyatakan tidak akan membebaskan sandera kecuali adanya kesepakatan untuk mengakhiri perang secara permanen. Mereka juga telah berulang kali menolak tuntutan untuk meletakkan senjata.