Jakarta, IDN Times - Angka kematian akibat penyebaran virus corona di Iran mencapai angka yang begitu masif. Kantor berita Iran ILNA News Senin (24/2) melaporkan jumlah korban tewas akibat virus yang diberi nama COVID-19 itu sudah mencapai 50 orang. Angka kematian ini jauh berbeda dengan jumlah yang dilaporkan oleh stasiun televisi pemerintah yakni 12 orang.
Informasi resmi Pemerintah Iran seperti yang dikutip oleh KBRI Tehran menyebut jumlah kasus yang terkonfirmasi mencapai 61 kasus. Sebanyak 12 orang di antaranya meninggal dunia. Duta Besar Indonesia untuk Iran, Octavino Alimudin menyebut informasi mengenai jumlah korban tewas disampaikan oleh Deputi Menteri Kesehatan, Iraj Harirchi.
Sedangkan, ILNA News mengutip pernyataan seorang penegak hukum yang bermukim di Kota Qom, Ahmad Amiriabadi Farahani. Ia mengatakan sebanyak lebih dari 250 orang telah dikarantina di kota Qom, yang populer bagi kaum Syiah untuk belajar ilmu agama.
Ia mengatakan data jumlah korban mencapai 50 orang diperoleh sejak tanggal (13/2). Namun, Iran baru kali pertama mengabarkan adanya pasien yang tewas akibat COVID-19 pada (19/2) lalu. Ahmad mengatakan situasi di Kota Qom saat ini tidak baik.
"Saya kira kualitas pengendalian virus (yang dilakukan oleh pemerintahan) tidak sukses," ujar Ahmad yang merujuk pemerintahan yang dimaksud yakni di bawah kepemimpinan Presiden Hassan Rouhani dan dikutip laman Khaleejtimes.
Memang bagaimana kualitas penanganan virus corona di Kota Qom dalam observasinya? Apa respons Pemerintah Iran yang dituding telah membohongi publik dengan tak menyampaikan jumlah korban tewas yang sesungguhnya?