Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi lepas borgol. (pexels.com/Ron Lach)

Intinya sih...

  • Junta militer Myanmar akan membebaskan hampir 5 ribu tahanan dalam amnesti untuk merayakan tahun baru negara tersebut.
  • 13 warga negara asing juga akan diampuni dan dideportasi, sementara tahanan lainnya akan mendapat pengurangan hukuman seperenam kecuali pelanggaran berat.
  • Kelompok hak-hak sipil mengatakan junta telah menangkap ribuan pengunjuk rasa dan aktivis karena memprotes kudeta pada 2021 serta tuduhan lain yang menurut aktivis dibuat-buat.

Jakarta, IDN Times - Junta militer Myanmar mengatakan bahwa pihaknya akan membebaskan hampir 5 ribu tahanan dalam amnesti untuk menandai perayaan tahun baru negara tersebut.

"Sebanyak 4.893 tahanan akan diampuni untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan negara, demi ketenangan pikiran rakyat dan atas dasar rasa kemanusiaan," demikian pernyataan junta militer pada Kamis (17/4/2025), dikutip dari The Straits Times.

Amnesti secara berkala diumumkan untuk memperingati hari libur nasional atau festival Buddha. Namun sebagian besar tahanan politik terkenal, termasuk pemimpin sipil yang digulingkan Aung San Suu Kyi, masih ditahan.

1. Sekitar 30 bus dikerahkan untuk membawa para tahanan yang dibebaskan

Junta juga mengatakan 13 warga negara asing juga akan diampuni dan dideportasi. Meski begitu, pihaknya tidak memberikan rincian identitas atau kejahatan mereka.

"Untuk menyampaikan kebaikan hati negara, tahanan lainnya akan mendapatkan pengurangan hukuman seperenam, kecuali mereka yang melakukan pelanggaran berat," kata junta militer.

Adapun pelanggaran yang dimaksud oleh junta militer, yakni pergaulan bebas dan terorisme, serta pembunuhan dan pemerkosaan. 

Pada Kamis, sekitar 30 bus keluar dari gerbang Penjara Insein di Yangon tepat sebelum tengah hari. Beberapa dari ratusan orang yang berada di dalam bus turun di luar gerbang dan bertemu kembali dengan keluarga-keluarga yang menangis sambil memegang plakat bertuliskan nama-nama orang yang mereka cintai.

2. Meski amnesti telah diberikan, mereka kerap ditangkap lagi

Pengumuman amnesti tersebut dibuat ketika kepala junta, Min Aung Hlaing, akan melakukan perjalanan luar negeri ke Bangkok untuk bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang sedang memimpin blok ASEAN.

Para aktivis merasa kecewa dengan amnesti tersebut. Sebab, hanya sekitar 100 tahanan politik yang dibebaskan dalam amnesti itu.

"Dewan militer hanya berusaha menyelamatkan muka di hadapan ASEAN. Mereka hanya membebaskan sebagian kecil tahanan politik," kata Thaik Htun Oo, pendiri Jaringan Tahanan Politik Myanmar (PPNM), dikutip dari Radio Free Asia.

Dilaporkan, meski para pemimpin junta sering memberikan amnesti kepada para tahanan pada hari libur nasional, namun banyak dari mereka yang ditangkap kembali beberapa hari kemudian.

3. Ribuan pengunjuk rasa dan aktivis ditangkap sejak kudeta 2021

Ilustrasi bendera Myanmar. (pexels.com/aboodi vesakaran)

Kelompok hak-hak sipil mengatakan junta telah menangkap ribuan pengunjuk rasa dan aktivis karena memprotes kudeta pada 2021, menentang politisi secara daring, serta tuduhan lain yang menurut aktivis dibuat-buat dan dilakukan melalui pengadilan palsu. 

Junta militer juga telah menangkap ratusan anggota mantan pemerintahan sipil, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang digulingkan dalam kudeta. Insiden ini menjerumuskan Myanmar ke dalam perang saudara yang melibatkan banyak pihak.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mencatat, dari tahun 2021 hingga 11 April 2025, lebih dari 22.100 orang telah didakwa oleh junta. Dari jumlah tersebut juga, lebih dari 10.700 orang telah dijatuhi hukuman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRahmah N