Indonesia Kirim Emergency Medical Team ke Myanmar, Ada 35 Tenaga Medis

- Pemerintah Indonesia mengirimkan Emergency Medical Team (EMT) sebanyak 35 orang tenaga medis untuk membantu penanggulangan bencana gempa bumi di Myanmar.
- Tim EMT akan memberikan bantuan medis bagi korban gempa, baik warga negara Indonesia maupun masyarakat Myanmar yang terdampak, selama satu bulan.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Indonesia mengirimkan Emergency Medical Team (EMT) yang berjumlah 35 orang tenaga medis.
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, mereka dikirim untuk membantu penanggulangan bencana gempa bumi di Myanmar.
Tim tersebut juga membawa berbagai obat-obatan dan bantuan kesehatan senilai Rp5,5 miliar.
1. Berada di Myanmar satu bulan

Budi mengatakan, Tim EMT akan berada di Myanmar selama satu bulan.
Mereka juga diharapkan dapat memberikan bantuan medis bagi para korban gempa, baik warga negara Indonesia maupun masyarakat Myanmar yang terdampak.
“Mudah-mudahan, setelah Lebaran, banyak yang bisa dilakukan untuk tidak hanya orang Indonesia, tetapi juga penduduk Myanmar yang sekarang sedang mengalami bencana,” ujar dia.
2. Terdiri dari berbagai ahli medis

Perwakilan Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Eko Medistianto, mengatakan, tim medis yang dikirim terdiri dari berbagai ahli.
Di antaranya dokter spesialis bedah, ortopedi, anestesi, penyakit dalam, anak, dan emergensi.
"Selain itu, tim juga mencakup perawat, tenaga farmasi, bidan, serta tenaga logistik dan administrasi," kata dia.
3. Dikoordinasi Kemenlu dan BNPB

Adapun bantuan tersebut dikoordinasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Luar Negeri.
Kerja sama berbagai instansi terkait dilakukan guna memastikan penyaluran yang tepat dan efektif di lapangan.
Sejak 31 Maret 2025, Indonesia telah mengirimkan bantuan awal berupa tim tanggap darurat yang terdiri dari unsur BNPB dan Indonesia Search and Rescue (INASAR) untuk memberikan bantuan pertama dan mendukung upaya penyelamatan di lapangan.
Diberitakan, gempa bumi berkekuatan 7,7 skala richter mengguncang Myanmar pada 28 Maret 2025 pukul 12.50 waktu setempat.
Beberapa wilayah yang memiliki dampak terbesar adalah Sagaing, Mandalay, dan Naypyidaw. Hingga saat ini, tercatat sekitar 1.700 orang meninggal dunia, 3.500 orang mengalami luka-luka, serta ribuan rumah dan infrastruktur lainnya mengalami kerusakan parah.