Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi penjara (pixabay.com/Ichigo121212)
Ilustrasi penjara (pixabay.com/Ichigo121212)

Jakarta, IDN Times – Jurnalis perempuan asal Italia, Cecilia Sala, dibebaskan dari penjara Iran pada Rabu (8/1/2025). Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, mengatakan bahwa Sala dibebaskan setelah tiga minggu dipenjara.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi sehingga Cecilia dapat kembali, sehingga dia dapat berkumpul kembali dengan keluarga dan rekan-rekannya," tulis Meloni, dilansir Al Jazeera.

Sala adalah seorang reporter harian Italia, Il Foglio. Jurnalis tersebut ditahan di penjara Evin di Teheran pada pertengahan Desember saat membuat liputan bertajuk “a country she knows and loves.”

Pengumuman pembebasan Sala disambut dengan sorak-sorai di Italia. Para anggota parlemen memuji keberhasilan negosiasi untuk memulangkannya.

1. Ditahan karena tuduhan yang tidak jelas

Dilansir CNN, Sala ditahan pada pertengahan Desember tak lama saat ia mulai menjalankan aktivitas peliputannya. Media Italia Chora Media, tempat Sala bekerja, mengatakan bahwa ia telah meninggalkan Roma pada 12 Desember dengan visa jurnalis yang sah dan perlindungan seorang jurnalis saat bertugas.

"Dia melakukan beberapa wawancara dan membuat tiga episode podcast Stories untuk Chora News," kata media tersebut.

Penahanan Sala baru diketahui publik beberapa minggu kemudian. Orang tuanya dan otoritas Italia awalnya meminta agar hal itu ditutup-tutupi dengan harapan agar ia segera dibebaskan.

Kementerian Kebudayaan Iran mengatakan pada bulan lalu, Sala ditangkap setelah melanggar hukum Republik Islam Iran. Namun, tuduhan Sala tak diketahui.

Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, mengatakan beberapa hari setelah penahanannya bahwa mereka masih belum mengetahui dakwaannya.

2. Diduga jadi alat tawar menawar

Penangkapan Sala terjadi tiga hari setelah seorang pengusaha Iran, Mohammad Abedini, ditangkap di bandara Malpensa Milan, Italia. Ia ditangkap berdasarkan surat perintah Amerika Serikat (AS).

Departemen Kehakiman AS menuduh Abedini dan warga Iran lainnya memasok teknologi pesawat tak berawak ke Iran yang digunakan dalam serangan Januari 2024 terhadap pos terdepan AS di Yordania.

Beberapa pengamat menduga, Sala digunakan sebagai alat tawar menawar untuk pembebasan Abedini. Meski begitu, Teheran membantah adanya hubungan antara kedua kasus tersebut. Saat ini, Abedini masih ditahan di Italia.

Pernyataan Meloni mengatakan, Sala telah dibebaskan berkat kerja keras di jalur diplomatik dan intelijen. Ia tak menyebut kasus Abedini sama sekali.

3. Bukan kasus pertama di Iran

Ilustrasi bendera Iran (unsplash.com/mostafa meraji)

Iran sering dituduh menggunakan tahanan yang memiliki hubungan dengan Barat untuk tujuan negosiasi.

Pada September 2023 misalnya, lima warga AS yang dipenjara di Iran dibebaskan dengan imbalan lima warga Iran dan aset yang dibekukan senilai 6 miliar dolar AS yang dilepaskan oleh Korea Selatan.

Tak hanya itu, jurnalis Barat juga pernah ditahan di masa lalu. Roxana Saberi, seorang jurnalis AS, ditahan oleh Iran pada 2009 selama hampir 100 hari sebelum akhirnya dibebaskan.

Iran dikenal sebagai salah satu yang rezim paling represif di dunia terhadap kebebasan pers. Mereka gencar menindak hak-hak media setelah gelombang protes mengguncang negara itu pada 2022. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRama