Iran Bakal Lancarkan Serangan ke Israel, Militer Siaga Penuh

- Militer Israel siaga penuh akibat rencana serangan Iran dalam beberapa hari mendatang
- Iran siap menghadapi serangan Israel yang dapat menyebabkan perang skala besar
- Iran tengah melakukan latihan besar yang melibatkan angkatan udara, laut, dan darat sebagai persiapan untuk kemungkinan serangan
Jakarta, IDN Times – Militer Israel kini memberlakukan status siaga penuh setelah munculnya laporan terkait rencana serangan Iran beberapa hari mendatang. Sumber pertahanan mengatakan, faktor ekonomi, politik, dan militer membuat Teheran kini mendorong eskalasi lebih lanjut.
”Faktor-faktor ini, dikombinasikan dengan ketidakpastian seputar kembalinya Presiden terpilih Donald Trump ke Gedung Putih akhir bulan ini, dapat mendorong Teheran ke arah tindakan agresif,” kata sumber anonim itu, dilansir Jerusalem Post, Selasa (7/1/2025).
Sumber itu mengatakan bahwa tindakan Iran tak adpat diprediksi. Meski begitu, pimpinan militer Israel tengah mempersiapkan berbagai kemungkinan skenario.
1. Retorika Iran untuk konfrontasi semakin menguat
Belakangan, retorika terkait kesiapan Iran untuk kembali berkonfrontasi langsung dengan Israel kembali mengemuka. Pada Sabtu, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengonfirmasi bahwa pihaknya siap mengambil tindakan yang menyebabkan perang yang lebih besar.
"Kami sepenuhnya siap menghadapi kemungkinan serangan Israel lebih lanjut. Saya berharap Israel tidak akan mengambil tindakan gegabah seperti itu, karena dapat menyebabkan perang skala besar," katanya kepada media CCTV, dilansir Middle East Monitor.
Terkait kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih, Araghchi menambahkan bahwa Iran akan membuat keputusan berdasarkan penilaiannya terhadap kebijakan yang diadopsi oleh pemerintahan AS yang baru.
Ia menekankan komitmen Teheran yang berkelanjutan terhadap pendekatan diplomatik. Pihaknya, kata dia, akan melanjutkan konsultasi dengan negara-negara regional dan negara sahabat, seperti China, untuk menemukan solusi damai bagi semua krisis.
2. Serangan Iran kemungkinan targetkan fasilitas dalam negeri
Meir Litvak, seorang peneliti senior di Pusat Aliansi untuk Studi Iran di Universitas Tel Aviv, mengatakan bahwa target yang paling mungkin untuk serangan Iran adalah infrastruktur dalam negeri Israel. Ia mengatakan bahwa kedutaan besar Israel di luar negeri kemungkinan tak akan jadi target.
"Saya bisa membayangkan serangan rudal besar lainnya, ini bisa jadi salah satu pilihan. Pilihan lainnya bisa jadi upaya untuk menargetkan stasiun pengeboran gas alam Israel atau serangan siber besar yang bertujuan melumpuhkan sistem penting di Israel," kata Litvak.
Ia menyarankan warga sipil Israel untuk berhati-hati dan tidak panik. Warga perlu mencatat bahwa informasi lebih lanjut kemungkinan akan segera tersedia.
Beni Sabti, seorang peneliti di program Iran di Institut Studi Keamanan Nasional, mengatakan bahwa Iran telah lama menjanjikan serangan ketiga terhadap Israel setelah serangan pada bulan April dan November tahun lalu.
"Selama beberapa hari terakhir, ada banyak janji di media Iran yang mengatakan mereka akan bertindak di tempat dan waktu yang tepat, dan bahwa itu pasti akan terjadi," katanya.
Ia menjelaskan bahwa militer Iran saat ini tengah melakukan latihan besar yang melibatkan angkatan udara, angkatan laut, dan angkatan darat. Ada kekhawatiran mereka dapat menggunakan latihan ini sebagai kedok untuk melancarkan serangan, mirip dengan apa yang dilakukan Mesir dan Suriah pada 1973.
3. Waktu serangan akan memanfaatkan situasi politik AS

Litvak mengatakan bahwa waktu terjadinya serangan potensial Iran mungkin terkait dengan perubahan yang akan datang dalam pemerintahan AS.
"Mereka mungkin berharap untuk bertindak sebelum Trump menjabat, dengan berpikir Biden tidak akan menanggapi dengan tegas dan Trump tidak akan segera membalas setelah mengambil alih kekuasaan," katanya.
Ia mengatakan bahwa Iran mungkin mencoba memaksa Trump untuk bereaksi terhadap situasi yang sudah meningkat.
Di sisi lain, Litvak mengatakan bahwa Iran kini harus mempertimbangkan posisinya. Beberapa proksi di kawasan telah dilumpuhkan. Terlebih lagi, masalah internal yang membuat pengambilan keputusan terkait perang ini akan jadi hal yang lebih besar.
"Iran memang mengalami kemunduran, tetapi mereka mungkin ingin menunjukkan bahwa meskipun demikian, mereka tetap kuat dan tidak gentar," katanya.