Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi visa (pixabay.com/mohamed_hassan)
Ilustrasi visa (pixabay.com/mohamed_hassan)

Jakarta, IDN Times – Pemerintah Turki, dalam waktu dekat, akan memberlakukan kebijakan bebas visa bagi warga negara Indonesia (WNI) yang mengunjungi negaranya.

Pernyataan itu diungkap oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, saat berkunjung ke Turki pada Selasa (12/10/2021). Namun, belum diketahui dengan pasti kapan kebijakan itu akan berlaku.

“Jika sudah ada keputusan kapan akan mulai diberlakukan, kami akan sampaikan kepada publik,” kata Retno dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times.

1. Indonesia-Turki saling akui sertifikat vaksin

Default Image IDN

Kedua negara juga sepakat untuk membentuk Travel Corridor Arrangement, demi melancarkan hubungan bisnis dan ekonomi di tengah pandemik COVID-19.

Indonesia-Turki juga sepakat saling mengakui sertifikat vaksin dan hasil PCR di kedua negara dalam kerangka Mutual Recognition on Vaccine Certificates. Kebijakan itu merupakan salah satu cara Indonesia dan Turki untuk menghapus diskriminasi vaskin COVID-19.

2. Turki ubah nama jalan di depan KBRI Ankara

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, dalam Pertemuan Menteri Teringkat Tinggi di Genewa, Swiss (Twitter/Menlu_RI)

Pada kesempatan yang sama, Retno juga menyampaikan bahwa Turki akan mengubah nama jalan di depan kantor KBRI Ankara yang baru. “Diganti dengan nama Jalan Ahmet Soekarno,” ungkap Menlu.

“Turki adalah mitra strategis Indonesia dan kemitraan Turki-Indonesia terus menguat selama pandemik,” tambah dia.

3. Turki berlakukan VOA

Ilustrasi pariwisata (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebagai informasi, meski melancong ke Turki membutuhkan visa, tetapi pemerintah setempat telah memberlakukan kebijakan Visa on Arrival (VOA), yang berarti wisatawan asing bisa mengurus visa setibanya di negara tujuan.

Setibanya di Bandara Internasional Attaturk Istanbul, pelancong tinggal mendatangi counter yang mengurus VOA. Nantinya, para pelancong akan membayar sekitar 35 dolar AS (sekitar Rp500 ribu) untuk pengurusannya.

Editorial Team