Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris. (twitter.com/@KamalaHarris)
Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris. (twitter.com/@KamalaHarris)

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, mengecam Donald Trump yang dituduh menyebarkan informasi palsu terkait respons federal terhadap Badai Helene.

Harris menyebut tindakan Trump sangat tidak bertanggung jawab di tengah upaya penanganan bencana yang telah menewaskan lebih dari 220 orang di enam negara bagian tersebut.

"Ada banyak informasi salah dan menyesatkan yang disebarkan oleh mantan presiden tentang bantuan yang tersedia, terutama bagi para penyintas Helene. Ini sangat tidak bertanggung jawab. Ini tentang dirinya sendiri, bukan tentang Anda," ujar Harris pada Senin (7/10/2024), dilansir dari Associated Press. 

1. Pemerintah punya banyak sumber daya untuk korban

Harris menekankan, Badan Manajemen Keadaan Darurat Federal AS (FEMA) memiliki banyak sumber daya yang cukup untuk para korban. Ia mendorong masyarakat untuk melakukan pengajuan bantuan yang berhak mereka terima.

"Kenyataannya adalah FEMA memiliki begitu banyak sumber daya yang tersedia bagi orang-orang yang sangat membutuhkannya sekarang. Sumber daya ini untuk membantu orang bangkit kembali, membangun kembali, dan memiliki tempat untuk pergi," tegas Harris.

Dia juga mengkritik beberapa politisi, termasuk Gubernur Florida Ron DeSantis, yang dianggap melakukan permainan politik pasca Badai Helene. Harris menyebut tindakan tersebut sangat tidak bertanggung jawab dan egois di tengah situasi krisis yang membutuhkan fokus pada penanganan korban.

2. Trump tuduh pemerintah habiskan dana untuk imigran ilegal

Salah satu pernyataan Trump yang paling kontroversial adalah tuduhan bahwa pemerintah federal sengaja menahan bantuan untuk korban bencana dari Partai Republik. Klaim ini dibantah oleh pejabat FEMA dan pemerintah negara bagian, termasuk dari Partai Republik.

Trump juga mengklaim bahwa FEMA kehabisan uang karena dialokasikan untuk program imigran ilegal. Faktanya, dilansir dari CNN, Kongres AS telah mengalokasikan lebih dari 35 miliar dolar AS (sekitar Rp549 triliun) dana bantuan bencana untuk tahun fiskal 2024, yang terpisah dari program bantuan migran.

Klaim lain yang dinilai menyesatkan adalah pernyataan Trump bahwa pemerintah federal hanya memberikan 750 dolar AS (sekitar Rp11,7 juta) kepada korban yang kehilangan rumah.

FEMA telah menjelaskan bahwa 750 dolar AS merupakan bantuan awal untuk kebutuhan mendesak. Sementara, bantuan tambahan tersedia hingga puluhan ribu dolar untuk perbaikan rumah dan kebutuhan lainnya.

3. Trump tuduh Biden abaikan panggilan pemerintah negara bagian

Donald Trump. (x.com/@GOP)

Trump menuduh Presiden Joe Biden tertidur dan tidak merespons panggilan dari Gubernur Georgia Brian Kemp. Faktanya, Kemp sendiri mengonfirmasi telah berbicara dengan Biden dan menyebut Trump berbohong.

Mantan presiden itu juga mengklaim bahwa respons Biden-Harris mendapat penilaian buruk. Padahal itu tidak sepenuhnya benar, beberapa pemimpin negara bagian dan lokal, termasuk dari Partai Republik, telah memuji respons federal terhadap bencana ini.

Klaim lain yang tidak berdasar adalah pernyataan Trump bahwa tidak ada helikopter atau upaya penyelamatan di Carolina Utara. Data resmi menunjukkan Garda Nasional Carolina Utara telah melakukan 146 misi penerbangan, menyelamatkan 538 orang dan 150 hewan peliharaan.

Melansir CNN, lalu lintas udara di Carolina Utara bagian barat meningkat 300 persen dalam tujuh hari terakhir karena upaya bantuan badai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorLeo Manik