Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Donald Trump: Banyak Genetik Buruk di Amerika Serikat

Mantan Presiden AS, Donald Trump. (x.com/@TeamTrump)
Mantan Presiden AS, Donald Trump. (x.com/@TeamTrump)

Jakarta, IDN Times - Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, mengatakan bahwa ada banyak genetik buruk di Amerika Serikat (AS). Pernyataan itu disampaikan saat membahas pembunuhan yang diduga dilakukan oleh imigran yang tinggal secara ilegal di negara tersebut.

"Bagaimana kalau mengizinkan orang datang ke perbatasan terbuka, yang 13 ribu di antaranya adalah pembunuh," kata Trump pada Senin (7/10/2024), dikutip dari Reuters.

"Banyak dari mereka membunuh lebih dari satu orang, dan mereka sekarang hidup bahagia di AS. Anda tahu, sekarang menjadi pembunuh, saya yakin ini, itu ada dalam gen mereka. Dan kita punya banyak gen buruk di negara kita saat ini,” tambah dia.

1. Trump merujuk pada data imigrasi

Donald Trump dan JD Vance. (x.com/@JDVance)
Donald Trump dan JD Vance. (x.com/@JDVance)

Mantan presiden tersebut sering menyerang para migran di jalur kampanye, khususnya mereka yang terlibat dalam kejahatan. Kadang-kadang, ia menggunakan bahasa yang tidak manusiawi.

Trump semakin beralih ke penggambaran kejahatan yang sangat gamblang, meskipun berbagai penelitian menunjukkan imigran tidak melakukan kejahatan pada tingkat yang lebih tinggi daripada penduduk asli AS.

Trump tampaknya merujuk pada surat dari Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai kepada Perwakilan Republik Tony Gonzales, yang dirilis pada September, yang menunjukkan bahwa 13.099 orang telah dihukum karena pembunuhan yang tercantum dalam "daftar tahanan non-tahanan" ICE. Daftar itu mencakup berbagai jenis imigran yang memasuki negara itu secara legal dan ilegal.

2. Data yang diungkap Trump dianggap menyesatkan

Mantan Presiden AS, Donald Trump. (x.com/@TeamTrump)
Mantan Presiden AS, Donald Trump. (x.com/@TeamTrump)

Juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri menyebut statistik tersebut menyesatkan.

"Data dalam surat ini disalahartikan," tulis juru bicara itu dalam sebuah email," kata dia.

"Data tersebut berasal dari beberapa dekade lalu. Data tersebut mencakup individu yang memasuki negara itu selama 40 tahun terakhir atau lebih, yang sebagian besarnya ditetapkan sebagai tahanan jauh sebelum Pemerintahan ini. Data tersebut juga mencakup banyak orang yang berada di bawah yurisdiksi atau saat ini dipenjara oleh mitra penegak hukum federal, negara bagian, atau lokal,” tambah dia.

3. Bantahan dari Gedung Putih

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden (X/@POTUS)
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden (X/@POTUS)

Dalam sebuah pernyataan, tim kampanye Trump membela komentarnya, dengan mengatakan bahwa ia hanya berbicara tentang pembunuh, bukan imigran.

"Presiden Trump jelas merujuk pada pembunuh, bukan migran. Sangat menjijikkan bahwa media selalu begitu cepat membela para pembunuh, pemerkosa, dan penjahat ilegal jika itu berarti menulis berita utama yang buruk tentang Presiden Trump," kata sekretaris pers tim kampanye Trump, Karoline Leavitt.

Gedung Putih mengecam pernyataan Trump.

"Bahasa seperti itu penuh kebencian, menjijikkan, tidak pantas, dan tidak memiliki tempat di negara kita," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre, dilansir dari The Straits Times

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yumin lama
EditorYumin lama
Follow Us