Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Kanada (unsplash.com/renankamikoga)
ilustrasi bendera Kanada (unsplash.com/renankamikoga)

Intinya sih...

  • Badan Intelijen Kanada menuding China, India, Rusia, dan Pakistan bakal campuri pemilu negaranya.
  • China dituduh akan menggunakan kecerdasan buatan untuk intervensi kampanye pemilu di Kanada.
  • PMi Kanada mengumumkan pengadaan pemilu federal sebagai respons terhadap permintaan membubarkan parlemen.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Badan Intelijen Kanada pada Senin (24/3/2025), menuding China dan India berniat ikut campur dalam pemilihan umum (pemilu) di negaranya. Ia menambahkan Rusia dan Pakistan kemungkinan juga berpotensi ambil bagian. 

Mengenai tuduhan ini, diplomat dari China dan India masih belum merespons tuduhan dari Kanada. Sebelumnya, Ottawa sudah beberapa kali menuding Beijing ada di balik intervensi pemilu di negaranya. 

Beberapa bulan terakhir, hubungan Kanada-India berada di titik terendah menyusul serangkaian pengusiran diplomat. Tensi ini disebabkan tuduhan rencana pemerintah India melawan separatis Sikh yang tinggal di Kanada. 

Sesuai rencana yang sudah diumumkan PM Kanada Mark Carney, negara tersebut akan menggelar pemilu dadakan pada 28 April 2025. Carney mengatakan, ia membutuhkan mandat kuat untuk menghadapi ancaman tarif yang dikenakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap perekonomian.

Meskipun pemilihan berikutnya baru akan dilaksanakan pada 20 Oktober, Carney berharap dapat memanfaatkan pemulihan oleh Partai Liberal dalam jajak pendapat sejak Januari. Saat yang sama, Trump mulai mengancam Kanada dan mantan perdana menteri Justin Trudeau mengumumkan pengunduran diri.

1. Sebut China akan gunakan AI untuk intervensi pemilu

ilustrasi bendera China (pexels.com/aboodi)

Wakil Kepala Direktur CSIS, Vanessa Lloyd mengatakan bahwa China kemungkinan akan menggunakan alat yang didukung kecerdasan buatan (AI) untuk mengintervensi kampanye pemilu di Kanada. 

"China sepertinya akan menggunakan media sosial untuk mempromosikan narasi sesuai kepentingannya dan ditujukan kepada etnis, budaya, dan komunitas keagamaan China di Kanada dengan cara yang manipulatif," tuturnya, dikutip Yahoo News.

Tak hanya China, Lloyd menambahkan, India telah berupaya dalam mengintervensi komunitas dan proses demokratik di Kanada untuk mendukung pengaruh geopolitiknya. 

Sementara itu, ia menyebut Rusia kemungkinan akan menyebarkan jaringan hoaks di media sosial dan laman berita mengekspansi pandangan Kremlin. Mereka menargetkan berita bohong tersebut kepada warga Kanada. 

2. Carney umumkan pemilu awal untuk bangun Kanada yang baru

Carney mengumumkan pengadaan pemilu federal dalam menanggapi permintaan dari Gubernur Jenderal Kanada, Mary Simon untuk membubarkan parlemen. 

"Saya meminta kepada rakyat Kanada agar kuat dalam menghadapi keputusan dari pemerintahan Trump dan membangun ekonomi Kanada yang baru dan bekerja baik untuk semua warga. Saya tahu bahwa kita butuh perubahan," terangnya, dilansir CNN

Ia menyebut, Kanada tengah menghadapi krisis besar karena tarif dari AS di bawah pemerintahan Trump. Ia mengatakan bahwa Kanada harus menanggapi ini semua dan mempertahankan diri dari ancaman kedaulatan. 

Carney membantah klaim dari Trump yang menyebut bahwa Kanada bukan negara yang sungguhan. Ia menyebut, Trump hanya ingin memecah belah Kanada untuk menganeksasi negaranya. 

3. Singgung rencana pengembalian hubungan Kanada-India

Carney sempat mengatakan bahwa terdapat kemungkinan pengembalian hubungan baik Kanada-India, terutama setelah mundurnya mantan PM Justin Trudeau. 

"Terdapat peluang untuk membangun kembali hubungan dengan India. Namun, harus ada kesepahaman nilai-nilai soal perdagangan dan jika saya sebagai PM. Maka saya akan mengupayakan pengembalian hubungan tersebut," terang Carney, dilansir Deutsche Welle

Sebelumnya, Kepala CSIC, Daniel Rogers sudah berkunjung ke New Delhi untuk bertemu dengan Sekretariat Dewan Keamanan Nasional India. Pertemuan yang dilangsungkan secara tertutup itu juga dihadiri oleh kepala intelijen dari AS dan Inggris. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBrahm