Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kanada Murka Usai China Hukum Mati 4 Warganya

Ilustrasi Bendera Kanada (pixabay.com/publicdomainpictures-14)
Ilustrasi Bendera Kanada (pixabay.com/publicdomainpictures-14)
Intinya sih...
  • China mengeksekusi 4 warga Kanada dalam beberapa pekan terakhir karena pelanggaran narkotika.
  • Menteri Luar Negeri Kanada mengecam tindakan China dan meminta keringanan hukuman, tapi Beijing menolak permintaan tersebut.
  • Hubungan antara China dan Kanada semakin tegang karena berbagai isu, termasuk penahanan eksekutif senior telekomunikasi Tiongkok di Vancouver pada Desember 2018.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - China mengeksekusi empat warga Kanada dalam beberapa pekan terakhir. Menurut China, mereka bertindak sesuai dengan hukum.

Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly mengecam tindakan China yang mengeksekusi empat warga negara Kanada dalam beberapa minggu terakhir. Beijing menentang permintaan dari Ottawa untuk keringanan hukuman.

"Kami mengutuk keras eksekusi yang terjadi terhadap warga negara Kanada di Tiongkok," kata Joly, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (20/3/2025).

Joly mengatakan bahwa ia tidak dapat membahas rincian kasus tersebut karena permintaan privasi dari keluarga yang terdampak.

1. Dihukum karena pelanggaran narkotika

Ilustrasi narkoba (IDN Times/Istimewa)
Ilustrasi narkoba (IDN Times/Istimewa)

Namun, Beijing menyatakan warga negara Kanada tersebut telah dihukum atas pelanggaran narkotika. Memerangi kejahatan narkoba, kata China, adalah tanggung jawab bersama semua negara.

"China adalah negara yang berada di bawah aturan hukum," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning.

Mao Ning menambahkan, China memperlakukan terdakwa dari berbagai negara secara setara tanpa diskriminasi. Ia menegaskan, Beijing menangani kasus secara adil sesuai dengan hukum.

“China melindungi hak-hak yang sah dari pihak-pihak yang bersangkutan serta hak-hak konsuler dari pihak Kanada, sesuai dengan hukum," kata Mao.

2. Narkoba pelanggaran berat

21 kilogram sabu yang berhasil di sita Tim Opsnal Subdit 2 Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Kalimantan Timur  dalam operasi di Berau. (Dok. Polda Kaltim)
21 kilogram sabu yang berhasil di sita Tim Opsnal Subdit 2 Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Kalimantan Timur dalam operasi di Berau. (Dok. Polda Kaltim)

"Kejahatan terkait narkoba adalah kejahatan berat yang diakui di seluruh dunia sebagai kejahatan yang sangat berbahaya bagi masyarakat," kata pernyataan kedutaan China dalam surat kepada media Kanada.

Mereka menambahkan, China selalu menjatuhkan hukukan berat pada kejahatan terkait narkoba.

“China mempertahankan sikap 'tanpa toleransi' terhadap masalah narkoba,” sambung pernyataan tersebut.

3. Kanada minta keringanan hukuman

bendera Kanada (pexels.com/Social Soup Social Media)
bendera Kanada (pexels.com/Social Soup Social Media)

Joly mengatakan, dia dan mantan perdana menteri Justin Trudeau, yang meninggalkan jabatannya minggu lalu, telah meminta keringanan hukuman kepada China.

China mengklasifikasikan statistik hukuman mati sebagai rahasia negara, meskipun kelompok-kelompok hak asasi manusia termasuk Amnesty International percaya bahwa ribuan orang dieksekusi di negara itu setiap tahun. Beijing mengatakan minggu ini seorang mantan insinyur China baru-baru ini dijatuhi hukuman mati karena membocorkan rahasia negara kepada kekuatan asing.

Hubungan antara Beijing dan Ottawa telah tegang dalam beberapa tahun terakhir. Penangkapan seorang eksekutif senior telekomunikasi Tiongkok berdasarkan surat perintah AS di Vancouver pada Desember 2018 dan penahanan balasan Beijing terhadap dua warga Kanada atas tuduhan spionase membuat hubungan kedua negara membeku.

Hubungan kedua negara semakin tegang karena tuduhan campur tangan Tiongkok dalam pemilihan umum Kanada pada 2019 dan 2021, tuduhan yang dibantah Beijing.

Joly mengusir seorang diplomat Tiongkok pada 2023 yang dituduh menargetkan seorang anggota parlemen oposisi Kanada yang telah menjadi kritikus vokal Partai Komunis yang berkuasa di Beijing, serta keluarganya. Ottawa juga mengkritik tindakan keras keamanan di Hong Kong dan perlakuan Tiongkok terhadap minoritas Muslim Uighur.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us