Kandidat Pro-Rusia Peter Pellegrini Terpilih Jadi Presiden Slovakia 

Pellegrini, mantan wakil Fico di partai Smer menyatakan, dengan kemenangannya pemerintah akan mendapat dukungan dalam upayanya meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Saya akan menjadi presiden yang mendukung pemerintah dalam upayanya memperbaiki kehidupan rakyat," ujar Pellegrini di markas kampanyenya, dilansir Al Jazeera, Minggu (7/4/2024). 

Ia juga berjanji akan mengupayakan agar Slovakia selalu berada di pihak perdamaian, bukan perang. Dengan terpilihnya Pellegrini, pemerintahan PM Fico akan lebih mudah menjalankan kebijakan-kebijakannya tanpa khawatir mendapat tentangan dari presiden.

Sejak kembali menjabat sebagai Perdana Menteri pada Oktober tahun lalu, Robert Fico telah mengubah haluan kebijakan luar negeri Slovakia menjadi lebih pro-Rusia. Salah satu langkah konkretnya adalah menghentikan pengiriman senjata resmi Slovakia ke Ukraina.

Fico juga menyinggung tentang pengaruh negara-negara Barat dalam konflik Ukraina yang menurutnya hanya membuat sesama bangsa Slavia saling membunuh. Pemilu Slovakia ini dinilai akan membuat negara itu semakin condong ke Rusia. Namun, Pellegrini dipandang lebih moderat dibandingkan Fico.

"Ini bukan tentang arah kebijakan luar negeri ke depan. Saya juga menjamin, seperti kandidat lainnya, bahwa kami akan terus menjadi anggota Uni Eropa dan NATO yang kuat," ujarnya setelah memberikan suara di Rovinka, pinggiran ibukota Bratislava.

Ivan Korcok, kandidat yang didukung oposisi, mengakui kekalahannya dengan perasaan kecewa.

"Saya jujur kecewa. Tapi saya seorang atlet jadi saya bisa menghormati hasil ini. Saya ingin mengucapkan selamat kepada pemenang," ujar Korcok.

Namun ia mengkritik keras cara Pellegrini berkampanye dengan menjadikan dirinya seolah-olah kandidat pro-perang.

"Sebuah kampanye bisa dimenangkan dengan menjadikan yang lain sebagai kandidat perang. Saya tidak akan melupakannya," tuding Korcok.

Menurutnya, meskipun tingginya partisipasi pemilih menjadi faktor penentu, namun kemenangan Pellegrini dicapai dengan menyebarkan ketakutan dan kebencian kepada para pemilih.